Senin, 15/09/2025 14:37 WIB

Sasar Gen Z, Badan Bahasa Gelar Kamus Masuk Sekolah

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) menyelenggarakan diseminasi pengembangan bahasa melalui program Kamus Masuk Sekolah dan Bineka Keliling di sejumlah sekolah di Jakarta.

Generasi Z di satuan pendidikan mempelajari KBBI (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) menyelenggarakan diseminasi pengembangan bahasa melalui program Kamus Masuk Sekolah dan Bineka Keliling di sejumlah sekolah di Jakarta.

Sebagai implementasi atas program prioritas Kemdikdasmen dalam pembangunan kebahasaan dan kesastraan, program ini ini menyasar lima sekolah, yaitu SDN Ragunan 08, SDN Kebagusan 01, SMPN 41 Jakarta, SMPN 103 Jakarta, dan SMAN 38 Jakarta.

Melalui Kamus Masuk Sekolah, siswa diperkenalkan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai rujukan utama. KBBI kini memasuki edisi keenam dengan total 207.514 entri kosakata dan terus diperbarui dua kali setahun agar selaras dengan perkembangan zaman sehingga menjadi pedoman penting bagi generasi muda untuk berpikir, menulis, dan berbicara dengan baik dan kritis.

"KBBI menjadi sumber referensi penting bagi murid untuk mengenal kata baku sekaligus memantik daya kritis dalam mengungkapkan gagasan maupun perasaan. Saya menyambut baik keberlanjutan kegiatan Kamus Masuk Sekolah ini," kata Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, pada Jumat (12/9) lalu.

"Saya berharap kegiatan serupa dapat dilakukan oleh seluruh Balai Bahasa di Indonesia agar setiap murid dapat memanfaatkannya dengan baik," dia menambahkan.

Sementara itu, Bineka Keliling yang merupakan pengembangan layanan dari Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra (Lab Bineka) menghadirkan keberagaman bahasa dan sastra daerah melalui pameran virtual mini dan media interaktif.

Lab Bineka menyajikan hasil kajian kebahasaan dan kesastraan daerah secara digital, audiovisual, dan inovatif. Kehadiran Lab Bineka sangat penting karena Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang telah diidentifikasi dan divalidasi. Melalui Lab Bineka, siswa diajak menyadari bahwa bahasa daerah adalah kekayaan bangsa yang wajib dilestarikan sejak dini.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dora Amalia, menekankan pentingnya ketrampilan merujuk serta kesadaran melestarikan bahasa daerah.

Menurut dia, sejak dini anak-anak harus dibiasakan untuk memiliki kemampuan merujuk atau reference skill, yakni kebiasaan ilmiah merujuk pada sumber primer, salah satunya KBBI.

"Melalui Lab Bineka, mereka diajak menyadari betapa kaya bahasa dan sastra kita. Indonesia tidak hanya Jawa dan Sumatra, tetapi juga pulau-pulau lain dengan ratusan bahasa daerah. Kesadaran melindungibahasa daerah harus dipahami sebagai tanggung jawab bersama, bahkan bisa dimulai dari lingkungan keluarga," ujar Dora.

Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, menyebut bahwa kegiatan ini sebagai terobosan pembelajaran kebahasaan.

"Ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan literasi kita dalam bidang kebahasaan dan kesastraan yang harus dikuasai oleh peserta didik," kata Sarjoko.

Dari sisi penerima manfaat program, guru SMPN 41 Jakarta, Yulia, menyampaikan antusiasmenya terhadap program ini. "Kami berharap pengetahuan yang didapat para siswa dari program ini bisa ditularkan kepada teman-teman mereka yang lain sehingga manfaatnya lebih luas," ujar Yulia.

KEYWORD :

Badan Bahasa Kamus Masuk Sekolah Kemdikdasmen Generasi Z




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :