
Tim UMB Ubah Sampah Desa Jadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com- Persoalan sampah rumah tangga, terutama plastik dan barang bekas, masih menjadi isu mendesak di tingkat desa. Pengelolaan yang belum optimal kerap menimbulkan persoalan lingkungan, padahal jika diolah dengan tepat, sampah dapat berubah menjadi produk bernilai jual sekaligus membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat.
Kondisi tersebut mendorong Tim Hibah BIMA 2025 Universitas Mercu Buana (UMB) untuk hadir melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Program ini didukung pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Dengan mengangkat tema “Optimalisasi Pemasaran Digital dan Inovasi Produk Daur Ulang untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan”, tim berupaya memperkuat kemampuan warga desa dalam mengolah sekaligus memasarkan produk daur ulang.
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung baru-baru ini di Desa Marga Mulya ini dipimpin oleh Abdul Rahmat, SE, MM, selaku ketua tim hibah, bersama dua dosen anggota—Yuni Tresnawati, S.Sos, M.Ikom, dan Fachmi Khadam Haeril, M.Pd. Dua mahasiswa UMB juga turut serta, yakni Alyssa Edwina Imad Khalid Bakhour dari Program Studi Manajemen dan Yosua Ebenezer Pardede dari Program Studi Teknik Informatika.
Acara diikuti jajaran PKK Desa Marga Mulya, termasuk koordinator PKK yang juga istri Kepala Desa, Suryanti Puspasari. Ia mengapresiasi inisiatif UMB yang menurutnya menjadi jawaban atas kendala utama yang dihadapi ibu-ibu PKK. “Kami sudah memahami bagaimana sampah dapat diolah menjadi produk bernilai jual, tetapi yang sulit adalah keberlanjutan program dan minimnya literasi digital untuk pemasaran,” ujar Suryanti.
Dalam sambutannya, Ketua Tim PKM Abdul Rahmat menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak berhenti pada tahap sosialisasi semata. “Kami ingin program ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi ibu-ibu PKK, agar inovasi produk daur ulang bisa terus berkembang dengan dukungan pemasaran digital,” katanya.
Untuk memperkuat kapasitas peserta, panitia menghadirkan sejumlah pemateri. Anton Supriyadi, S.Kom, membawakan materi mengenai pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai jual. Chariyanto Asfullah, SE, MM, memberikan pelatihan literasi digital dasar dan manajemen usaha mikro. Sementara Kayla Rosantya Dewi memandu praktik fotografi produk menggunakan ponsel pintar agar hasil karya ibu-ibu PKK dapat ditampilkan lebih menarik di platform digital.
Melalui program ini, diharapkan upaya pengelolaan sampah di tingkat desa tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi berkembang menjadi gerakan berkelanjutan yang mampu memperkuat perekonomian keluarga sekaligus menjaga lingkungan.
Mercu Buana Ubah Sampah Ekonomi Berkelanjutan