Kamis, 11/09/2025 17:03 WIB

Mengenal Nepal, Negeri Seribu Kuil di Atap Dunia yang Sedang Diuji

Nepal, Negeri Seribu Kuil dan Si Atap Dunia yang sedang diuji oleh gejolak politik yang belum mereda

Demonstran mengibarkan bendera Nepal saat asap mengepul di kompleks Parlemen, di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. REUTERS

Jakarta, Jurnas.com - Nepal, negara mungil di jantung Himalaya, dikenal dunia sebagai tempat bertemunya spiritualitas dan lanskap pegunungan yang menakjubkan. Julukan "Negeri Seribu Kuil" melekat karena ratusan tempat ibadah tersebar di hampir setiap sudut kota dan desa. Negeri ini juga dijuluki Atap Dunia, karena menjadi rumah bagi delapan dari sepuluh gunung tertinggi di bumi, termasuk Everest.

Namun, di balik megahnya puncak Sagarmatha yang menyentuh langit, Nepal saat ini sedang diuji oleh gejolak politik yang belum mereda. Konflik terbaru meletus akibat pelarangan media sosial, yang memicu demonstrasi dan berujung pada pengunduran diri Presiden dan Perdana Menteri secara hampir bersamaan.

Kekosongan kepemimpinan itu terjadi di tengah sejarah panjang pergulatan demokrasi di negeri yang pernah diperintah kerajaan Gorkha. Sejak perang saudara 1996–2006 yang menewaskan lebih dari 16.000 orang, Nepal resmi menjadi republik federal pada 2008, menggantikan monarki yang telah berkuasa selama berabad-abad.

Terlepas dari turbulensi politik, identitas Nepal tetap melekat kuat pada budaya dan keyakinan yang hidup berdampingan. Di kota Kathmandu, yang juga disebut "Kota Seribu Kuil", kuil Hindu dan stupa Buddha berdiri berdampingan, menjadi simbol harmoni dan ketahanan spiritual.

Lantas, seperti apa sebenarnya wajah Nepal yang dikenal sebagai Negeri Seribu Kuil di Atap Dunia?

Dikutip dari berbagai sumber, letaknya yang terjepit di antara dua raksasa Asia — India dan Tiongkok — membuat Nepal memainkan peran geopolitik yang sensitif. Negara ini tidak memiliki akses laut, namun kaya akan lanskap ekstrem dan ragam etnis yang tersebar dari dataran rendah hingga pegunungan es.

Secara geografis, Nepal terbagi menjadi tiga zona utama: dataran Terai di selatan yang subur dan padat penduduk, wilayah perbukitan Pahad di tengah, serta kawasan pegunungan Himal di utara yang terjal dan dingin. Zona-zona ini bukan hanya membentuk ekologi yang unik, tetapi juga mencerminkan keragaman budaya dan sosial penduduknya.

Di Himal, puncak Everest menjulang setinggi 8.848 meter, menjadi daya tarik utama bagi para pendaki dan pencinta alam dari seluruh dunia. Namun kehidupan di wilayah ini keras dan terbatas, hanya dihuni oleh komunitas kecil yang hidup berdampingan dengan alam.

Wilayah Pahad, tempat berdirinya ibu kota Kathmandu, mencakup perbukitan, lembah subur, dan kota-kota besar yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Sedangkan Terai, di sisi selatan, menjadi pusat pertanian utama dan menampung sebagian besar penduduk miskin Nepal.

Sekitar 80 persen masyarakat Nepal menggantungkan hidup dari sektor pertanian, meskipun kontribusi sektor ini terhadap PDB nasional hanya sepertiga. Ketimpangan antara desa dan kota masih sangat tinggi, dan lebih dari 80 persen penduduk miskin tinggal di wilayah pedesaan.

Di sisi lain, sektor pariwisata menjadi penopang utama perekonomian, dengan gunung, danau, serta situs warisan dunia sebagai magnet utama. Danau Rara di barat, Phewa di Pokhara, hingga Tilicho — salah satu danau tertinggi di dunia — menawarkan lanskap yang nyaris tak tersentuh modernitas.

Selain keindahan alam, Nepal juga kaya akan sistem sungai besar seperti Koshi, Gandaki, dan Karnali yang mengalir dari puncak es menuju dataran subur. Sungai-sungai ini menjadi sumber utama air, pembangkit listrik tenaga air, serta jalur penting pertanian dan transportasi lokal.

Secara administratif, Nepal terbagi menjadi tujuh provinsi, masing-masing terbentuk dari gabungan distrik yang mencerminkan keberagaman lokal. Kota Kathmandu, pusat pemerintahan sekaligus jantung sejarah Nepal, menjadi pintu masuk utama ke pegunungan Himalaya dan dunia spiritual Timur.

Meskipun termasuk salah satu negara termiskin di Asia Selatan, Nepal terus berupaya mengembangkan ekonominya lewat reformasi dan kerja sama internasional. Namun pertumbuhan ekonomi berjalan lambat, dan tantangan seperti kemiskinan, akses pendidikan, serta infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah utama. (*)

KEYWORD :

Nepal Negeri Seribu Kuil Atap Dunia Gejolak politik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :