Rabu, 10/09/2025 18:40 WIB

Jamais Vu, Fenomena Neuropsikologis Saat yang Dikenal Jadi Terasa Asing

Berbeda dengan déjà vu yang membuat sesuatu yang baru terasa familiar, jamais vu justru kebalikannya, yakni sesuatu yang sangat dikenal terasa asing dan tidak nyata.

Ilustrasi - Fenomena Jamais Vu, ketika sesuatu yang sangat dikenal terasa asing (Foto: Pexels/Anna Shvets)

Jakarta, Jurnas.com - Pernahkah Anda menulis kata yang biasa Anda gunakan berulang kali, lalu tiba-tiba kata itu terasa aneh dan asing? Atau bertemu seseorang yang sudah dikenal, atau berada di suatu tempatyang sering dikunjungi, tapi seolah-olah baru pertama kali Anda melihatnya? Ini adalah fenomena jamais vu.

Berbeda dengan déjà vu yang membuat sesuatu yang baru terasa familiar, jamais vu justru kebalikannya, yakni sesuatu yang sangat dikenal terasa asing dan tidak nyata. Fenomena neuropsikologis ini cukup langka dan belum banyak diketahui publik.

Dikutip dari laman Science Alert, dua peneliti, Akira O’Connor dari University of St Andrews dan Christopher Moulin dari Université Grenoble Alpes, melakukan penelitian yang mengungkap bagaimana jamais vu terjadi. Mereka menerima penghargaan Ig Nobel Prize karena riset ini membuka wawasan baru tentang memori dan persepsi.

Dalam eksperimen, mereka meminta peserta menulis kata yang sama berulang kali, seperti “door” dan “the.” Setelah pengulangan tertentu, banyak peserta melaporkan sensasi kata tersebut kehilangan makna dan menjadi aneh—itu adalah pengalaman jamais vu.

Para peserta menggambarkan sensasi ini sebagai kehilangan makna, keraguan, dan perasaan seolah-olah kata atau situasi tersebut palsu. Penelitian ini menunjukkan bahwa jamais vu muncul ketika otak mulai kewalahan dengan informasi berulang dan melakukan “reset” kognitif.

Fenomena ini juga terkait dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD), di mana seseorang terus memeriksa sesuatu sampai merasa tidak yakin lagi akan kenyataan. Pengulangan yang berlebihan menyebabkan realitas menjadi kabur.

Peneliti menyimpulkan jamais vu berfungsi sebagai alarm otak untuk keluar dari mode otomatis dan kembali fokus secara sadar. Dengan demikian, sensasi aneh ini sebenarnya adalah bagian penting dari sistem kerja memori manusia.

Sebelumnya, pada 1907, psikolog Margaret Floy Washburn juga pernah mencatat bahwa melihat kata terlalu lama bisa membuat kata tersebut kehilangan maknanya. Namun, riset modern sempat meninggalkan pendekatan ini hingga kini penelitian baru mulai menghidupkan kembali tema tersebut.

Memahami jamais vu membantu kita mengenal bagaimana otak menjaga keseimbangan antara kebiasaan dan kesadaran penuh. Jadi, pengalaman aneh ini bukan sekadar gangguan, tapi juga bagian dari mekanisme otak agar kita tetap waspada. (*)

KEYWORD :

Jamais Vu Fenomena Neuropsikologis Anomali memori Persepsi manusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :