
Strip tes air liur non-invasif yang dapat dicetak untuk penderita diabetes terlihat di University of Newcastle di Australia, dalam gambar ini diperoleh pada 12 Juli 2021. (Foto: Courtesy of University of Newcastle/Handout via Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Organisasi Diabetes Internasional (IDF) akhirnya mengakui diabetes tipe 5 sebagai bentuk tersendiri dari penyakit diabetes. Pengakuan ini menandai langkah penting dalam memperluas klasifikasi medis yang selama ini terfokus hanya pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Selama ini, istilah “diabetes” sering disederhanakan seolah hanya terdiri dari dua jenis utama. Padahal, kenyataannya terdapat lebih dari selusin tipe berbeda yang melibatkan penyebab, mekanisme, dan penanganan yang tidak seragam.
Kemunculan tipe 5 memperlihatkan bagaimana malnutrisi di masa pertumbuhan dapat berkontribusi pada gangguan metabolik yang menyerupai diabetes tipe 1 maupun tipe 2, namun tidak sama. Dalam kasus ini, pankreas gagal berkembang secara optimal, sehingga jumlah sel penghasil insulin menjadi sangat terbatas.
Berbeda dengan tipe 1 yang disebabkan oleh reaksi autoimun, diabetes tipe 5 tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, tak seperti tipe 2 yang berkaitan erat dengan obesitas, tipe 5 justru sering ditemukan pada individu dengan berat badan rendah.
Faktor penyebab utama dari tipe 5 adalah kurangnya asupan nutrisi esensial saat masa kanak-kanak atau remaja, terutama protein. Studi pada hewan menunjukkan bahwa kekurangan protein selama kehamilan atau masa pertumbuhan dapat menghambat pembentukan pankreas secara permanen.
Pengenalan tipe ini membuka peluang baru dalam cara dunia medis memetakan dan menangani diabetes, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah. Sebab, selama ini banyak kasus yang tidak terdiagnosis dengan tepat karena tidak sesuai dengan pola klasik tipe 1 atau tipe 2.
Dengan klasifikasi baru ini, tenaga medis dapat menerapkan pendekatan pengobatan yang lebih tepat sasaran. Hal ini juga memperkuat urgensi intervensi gizi di masa kanak-kanak sebagai bagian dari strategi pencegahan diabetes secara global.
Seiring dengan itu, pemahaman terhadap tipe diabetes lainnya juga semakin berkembang. Tipe 1, misalnya, kini tidak lagi dipandang sebagai kondisi yang tak bisa diubah, karena terapi sel punca dan transplantasi pankreas telah menunjukkan hasil positif pada sebagian pasien.
Sementara pada diabetes tipe 2, pendekatan pengobatan semakin personal, dengan berbagai kombinasi obat untuk meningkatkan sensitivitas insulin maupun menekan produksi gula oleh hati. Bahkan, sejumlah studi menunjukkan bahwa pembatasan kalori secara ekstrem dapat membalikkan kondisi ini pada sebagian besar pasien.
Di sisi lain, diabetes gestasional tetap menjadi perhatian khusus karena risikonya terhadap ibu dan janin, serta potensinya berkembang menjadi diabetes tipe 2 di kemudian hari. Kondisi ini juga menunjukkan bagaimana fluktuasi hormon dapat memengaruhi kerja insulin selama masa kehamilan.
Dengan begitu banyaknya variasi, jelas bahwa istilah “diabetes” bukan sekadar satu penyakit tunggal. Melainkan, ini adalah kumpulan kondisi metabolik yang memerlukan pemahaman spesifik agar bisa ditangani secara efektif.
Pengakuan terhadap diabetes tipe 5 bukan sekadar penambahan angka dalam daftar klasifikasi, tapi penegasan bahwa pendekatan medis tidak bisa lagi mengandalkan generalisasi. Setiap jenis diabetes membawa cerita biologis dan sosial yang berbeda, yang menuntut kebijakan kesehatan yang lebih inklusif.
Menurut Craig Beall, dosen senior di bidang neurosains energi di University of Exeter, klasifikasi baru ini akan mendorong diskusi internasional tentang akses pengobatan yang lebih merata. Sebab, diagnosis yang akurat adalah kunci menuju pengobatan yang efektif dan berkeadilan.
Dengan pengakuan resmi terhadap tipe 5, dunia medis diingatkan kembali bahwa diabetes bukan hanya persoalan gaya hidup, melainkan juga cerminan dari ketimpangan gizi dan akses kesehatan. Langkah ini bisa menjadi titik balik dalam memahami dan mengatasi epidemi global diabetes dengan cara yang lebih adil dan ilmiah. (*)
Sumber: Science Alert
KEYWORD :Diabetes Tipe 5 Jenis Diabetes Penyakit Gula