
Ilustrasi menjaga keselamatan diri (Foto: Pexels/PNW Production)
Jakarta, urnas.com - Menjaga keselamatan diri, baik dari segi fisik, metafisik, hingga mental, dan atau jiwa begitu penting dalam Islam. Ia tidak hanya bersifat moral, tetapi melekat dalam fondasi keimanan.
Islam memandang kehidupan sebagai amanah dari Allah, dan setiap jiwa memiliki nilai suci yang tak bisa disepelekan. Karena itu, menjaga keselamatan diri bukan pilihan, melainkan kewajiban agama yang menyatu dengan konsep tauhid.
Allah Swt berfirman dalam Al-Baqarah ayat 195:
وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan."
Lima Kitab Maulid Paling Populer di Indonesia
Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, ayat ini, menurut tafsir Ibnu Asyur, menegaskan larangan universal terhadap segala bentuk tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri secara sengaja. Ini mencakup tindakan ekstrem, kelalaian, maupun keputusan yang mengabaikan akal sehat.
Salah satu alasan utama mengapa keselamatan diri harus dijaga adalah karena manusia tidak memiliki hak mutlak atas hidupnya. Kehidupan adalah titipan, dan titipan itu tidak boleh disia-siakan dengan membahayakan atau mengakhiri diri sendiri.
Lebih jauh, menjaga keselamatan diri juga menjadi pondasi bagi semua amal kebaikan. Tanpa tubuh yang sehat dan jiwa yang selamat, manusia tidak bisa menjalankan tugas-tugas hidupnya sebagai dirinya, hamba Allah dan khalifah di bumi.
Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir al-Munir bahwa Allah memuliakan manusia dengan akal dan daya nalar. Dengan akal itu, manusia diberi kemampuan membedakan mana yang membahayakan dan mana yang menyelamatkan.
Karena itu, saat seseorang dengan sadar memasuki bahaya tanpa alasan yang dibenarkan, ia sedang mengabaikan keistimewaan yang Allah berikan. Islam menuntut umatnya berpikir sebelum bertindak, dan bersikap hati-hati dalam setiap keputusan.
Menjaga keselamatan diri juga menjadi bukti cinta terhadap ciptaan Allah. Dalam banyak riwayat, Rasulullah ﷺ menunjukkan betapa seriusnya beliau menjaga diri dan menganjurkan tindakan preventif.
Pesan ini menggambarkan pentingnya kewaspadaan, bukan ketakutan. Islam bukan agama yang mendorong sikap nekat, melainkan keberanian yang dibangun atas dasar persiapan dan pertimbangan matang.
Di sisi lain, keselamatan diri juga berkaitan langsung dengan keselamatan orang lain. Ketika seseorang lalai menjaga dirinya, ia berpotensi mencelakakan orang di sekitarnya, baik secara fisik, sosial, maupun emosional.
Itulah sebabnya, Islam melarang tindakan sembrono yang bisa menimbulkan keresahan dan kerusuhan. Semua itu adalah bentuk ancaman terhadap keselamatan kolektif yang dimulai dari kelalaian pribadi.
Menjaga diri juga menjadi syarat untuk menjaga agama, akal, keturunan, dan harta—lima prinsip utama maqashid syariah. Tanpa keselamatan diri, prinsip-prinsip syariah lainnya menjadi sulit ditegakkan.
Karena itu, keselamatan bukan sekadar hak, tapi juga tanggung jawab. Setiap individu dalam Islam dituntut untuk peduli pada keselamatan dirinya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. (*)
Wallahu`alam
KEYWORD :Jaga diri Keselamatan diri Islam Kehidupan adalah amanah