Minggu, 07/09/2025 16:40 WIB

Blood Moon 7 September, Ini Perbedaan Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Berbeda dengan gerhana bulan, Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga sebagian atau seluruh cahaya Matahari terhalang.

Ilustrasi Gerhana Bulan Total (Foto: Pexels/Luke Tinker)

Jakarta, Jurnas.com - Pada 7 September 2025, langit Indonesia dan beberapa wilayah Asia, Eropa, dan Afrika akan menyuguhkan fenomena langit yang memukau, yaitu Blood Moon atau Gerhana Bulan Total. Fenomena ini menghadirkan pemandangan Bulan yang berubah warna menjadi merah darah, menarik perhatian para pengamat langit di seluruh dunia.

Dikutipdari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Bulan terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan secara penuh atau sebagian. Saat gerhana total berlangsung, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi dibiaskan dan mengenai permukaan Bulan, memberi warna merah yang khas dan menjadikan fenomena ini populer dengan sebutan Blood Moon.

Berbeda dengan gerhana bulan, Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga sebagian atau seluruh cahaya Matahari terhalang. Fenomena ini hanya bisa diamati dari wilayah yang berada di jalur bayangan Bulan dan biasanya berlangsung singkat.

Perbedaan utama antara kedua fenomena ini terletak pada posisi benda langit dan dampak yang terlihat dari Bumi. Gerhana Bulan bisa disaksikan oleh siapa saja yang berada di malam hari dan memiliki pandangan jelas ke langit, tanpa alat khusus. Sebaliknya, gerhana matahari membutuhkan lokasi khusus dan alat pengaman seperti kacamata gerhana karena melihat langsung ke Matahari berbahaya bagi mata.

Durasi gerhana bulan juga jauh lebih lama, bisa mencapai beberapa jam, sedangkan gerhana matahari total biasanya hanya berlangsung beberapa menit. Selain itu, Gerhana Bulan Total 7 September 2025 bisa diamati di wilayah yang luas, termasuk Indonesia, sementara gerhana matahari total hanya terlihat di jalur yang sempit.

Di Indonesia, BMKG menginformasikan bahwa gerhana bulan total pada 7 September 2025 berlangsung selama lebih dari lima jam. Masyarakat bisa menikmati perubahan warna Bulan dari awal hingga akhir fenomena tanpa perlu alat khusus.

Dengan mengetahui perbedaan antara gerhana bulan dan gerhana matahari, pengamatan fenomena langit menjadi lebih aman dan bermakna. Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan Blood Moon yang spektakuler ini sebagai bagian dari keajaiban alam semesta. (*)

KEYWORD :

Blood moon Gerhana Bulan Gerhana Matahari Fenomena Langit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :