Sabtu, 06/09/2025 16:31 WIB

Cara Memberi Dukungan kepada Orang yang Berduka, Menurut Para Ahli

Kesedihan karena kehilangan seseorang yang dicintai sering kali membuat dunia terasa berhenti. Di tengah kekosongan itu, dukungan dari orang sekitar bisa menjadi satu-satunya hal yang terasa nyata.

Ilustrasi - Memberi Dukungan kepada Orang yang Berduka (Foto: Unsplash/Green Liu)

Jakarta, Jurnas.com - Kesedihan karena kehilangan seseorang yang dicintai sering kali membuat dunia terasa berhenti. Di tengah kekosongan itu, dukungan dari orang sekitar bisa menjadi satu-satunya hal yang terasa nyata.

Namun sering kali, niat baik justru datang dalam bentuk kata-kata yang menyakitkan atau tak tepat. Alih-alih meringankan beban, komentar yang salah bisa memperdalam luka.

Dikutip dari laman Veriwellmind, para ahli menyebut bahwa hal terpenting saat seseorang berduka adalah kehadiran yang tulus, bukan sebatas kata-kata bijak atau kata-kata yang sempurna. Karena dalam banyak kasus, tidak ada kalimat yang bisa benar-benar menghapus duka.

Psikolog klinis Aimee Daramus menyarankan untuk fokus pada apa yang dibutuhkan oleh orang yang berduka, bukan apa yang membuat kita merasa nyaman. Kesedihan bukan sesuatu yang harus diatasi dengan cepat, melainkan dihadapi perlahan bersama.

Salah satu bentuk dukungan terbaik adalah diam yang penuh empati. Hanya dengan duduk bersama, mendengarkan tanpa menghakimi, kita sudah memberi ruang bagi mereka untuk merasa tidak sendiri.

Jika merasa canggung atau tidak tahu harus berkata apa, lebih baik bersikap jujur. Mengatakan “Aku nggak tahu harus bilang apa, tapi aku di sini,” bisa jauh lebih menguatkan daripada petuah panjang yang tidak diminta.

Penting juga untuk tidak mengalihkan pembicaraan dari kesedihan mereka. Biarkan mereka menentukan apakah ingin bercerita, menangis, atau hanya duduk dalam keheningan.

Setiap orang berduka dengan cara yang berbeda, dan kita tidak berhak menentukan bentuk yang “tepat.” Ada yang menangis setiap hari, ada yang memilih menyibukkan diri, dan keduanya sah.

Rebecca Feinglos, seorang spesialis dukungan duka, mengatakan bahwa tugas kita bukan membuat duka mereka hilang, tetapi membuat mereka merasa ditemani saat menanggungnya. Dalam banyak kasus, yang dibutuhkan bukan solusi, melainkan rasa aman untuk merasakan.

Selain kehadiran emosional, bantuan praktis juga sangat berarti. Tawarkan diri untuk mengantar makanan, menjaga anak, mengurus keperluan rumah, atau hal kecil lainnya yang terasa berat saat sedang kehilangan.

Tapi jangan hanya menawarkan bantuan satu kali. Grief sering kali justru datang lebih dalam saat semua orang sudah kembali ke kehidupannya masing-masing.

Karena itu, penting untuk tetap hadir bahkan setelah hari-hari awal berlalu. Satu pesan singkat berisi “aku masih di sini kapan pun kamu butuh” bisa memberikan rasa tenang yang besar.

Jangan lupa untuk mengingat tanggal-tanggal bermakna seperti hari ulang tahun orang yang telah pergi, tanggal kematian, atau momen lainnya. Saat semua orang tampak melupakan, satu ucapan “aku ingat hari ini” bisa membuat mereka merasa dilihat.

Empati yang konsisten dalam jangka panjang jauh lebih berarti daripada simpati yang besar tapi sesaat. Sebab kesedihan tidak punya tanggal kedaluwarsa.

Dan yang paling penting, jangan terburu-buru berharap mereka “kembali seperti semula.” Proses berduka tidak selalu bergerak maju, terkadang mundur, dan kadang terasa berhenti di tempat.

Berikan ruang untuk semua bentuk emosi yang muncul, termasuk kemarahan, ketidakberdayaan, atau bahkan rasa bersalah. Hadir dengan sabar adalah cara terbaik untuk menunjukkan bahwa mereka tidak perlu menjalani semuanya sendirian. (*)

KEYWORD :

Cara mendukung orang berduka dukungan emosional Menghadapi orang berduka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :