
Ilustrasi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Maulid Nabi Muhammad SAW akan kembali diperingati oleh umat Islam pada tahun 2025. Berdasarkan kalender Hijriah, peringatan ini jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal, yang pada tahun 1447 H bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025 dalam kalender Masehi. Momen ini menjadi salah satu cara meraih kecintaan umat Muslim kepada Rasulullah SAW sekaligus pengingat untuk meneladani akhlak dan sunnah beliau.
Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 31, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW adalah cerminan kecintaan kepada Allah SWT. Dalam ayat tersebut ditekankan bahwa mengikuti Rasulullah adalah jalan agar dicintai dan diampuni oleh-Nya.
Sementara itu, tanggal 5 September 2025 juga telah ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri terkait hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025. Karena bertepatan dengan hari Jumat, libur Maulid ini menciptakan long weekend selama tiga hari berturut-turut, yakni Jumat sampai Minggu.
Maulid Nabi Muhammad SAW tak sekadar menjadi momen peringatan kelahiran sang Rasul, melainkan juga waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali ajaran-ajaran beliau. Di tengah rutinitas dunia modern, amalan-amalan Maulid bisa menjadi jembatan spiritual untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut ini lima amalan yang dianjurkan untuk dilakukan saat Maulid Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya sarat pahala, tetapi juga mengandung nilai-nilai keislaman yang relevan sepanjang zaman.
Kapan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025?
1. Memperbanyak Membaca Shalawat
Shalawat adalah bentuk cinta paling sederhana, namun paling bermakna kepada Rasulullah SAW. Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi bersabda, “Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
Pada momen Maulid, gema shalawat tidak hanya terdengar di masjid, tetapi juga di rumah, sekolah, dan majelis-majelis ilmu. Semakin sering shalawat dilantunkan, semakin erat pula hubungan spiritual antara umat dan Nabi Muhammad SAW.
2. Mengkaji Kembali Sirah Nabi Muhammad SAW
Membaca dan merenungi kembali perjalanan hidup Nabi merupakan bagian penting dalam peringatan Maulid. Sirah bukan hanya sejarah, tetapi juga cermin kehidupan yang menampilkan keteladanan dalam akhlak, kepemimpinan, hingga kesabaran menghadapi ujian.
Melalui sirah, umat bisa memahami bagaimana Nabi membangun peradaban, memperjuangkan keadilan, dan menanamkan nilai kasih sayang. Inilah saatnya menjadikan sirah sebagai sumber inspirasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bersedekah dan Berbagi kepada Sesama
Sedekah menjadi amalan yang dianjurkan di setiap waktu, terlebih saat Maulid. Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang dermawan, bahkan saat beliau sendiri dalam kesulitan. Meneladani itu, umat Islam dianjurkan untuk berbagi—baik dalam bentuk harta, tenaga, maupun perhatian.
Di Indonesia, tradisi berbagi pada Maulid sudah menjadi bagian dari budaya lokal, seperti pembagian makanan atau “berkat” setelah pengajian. Sedekah tidak hanya mempererat ukhuwah, tetapi juga menjadi bentuk konkret rasa syukur atas kelahiran sang pembawa rahmat.
4. Mengadakan Majelis Ilmu dan Kajian Keislaman
Peringatan Maulid bukan hanya diisi dengan acara seremonial, tetapi juga dengan kegiatan yang mencerahkan. Pengajian, ceramah, dan diskusi keislaman menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman umat terhadap ajaran Rasulullah.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid menyebut bahwa Maulid adalah momentum yang ideal untuk menumbuhkan semangat amal saleh. Oleh karena itu, konten ceramah sebaiknya mendidik dan memotivasi umat untuk berbuat baik, bukan menyulut perpecahan atau kebencian.
5. Menjalin dan Mempererat Silaturahmi
Silaturahmi adalah bagian penting dari ajaran Islam, dan Maulid menjadi momen yang sangat tepat untuk memperkuatnya. Baik dengan keluarga, tetangga, maupun rekan kerja, mempererat hubungan sosial adalah bagian dari sunnah Nabi yang sering dilupakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Melalui Maulid, ajaran ini kembali dihidupkan, tidak hanya dalam bentuk salam dan sapaan, tetapi juga dalam kehadiran nyata di tengah masyarakat. (*)
Wallahu`alam
KEYWORD :
Amalan Maulid Maulid Nabi Muhammad Peringatan maulid Nabi Muhammad