Kamis, 04/09/2025 04:03 WIB

Gerhana Bulan Total 82 Menit Bakal Hiasi Langit 7–8 September 2025

Pada malam 7 hingga 8 September 2025, langit malam akan dihiasi fenomena langka: gerhana bulan total dengan durasi 82 menit, menjadikannya yang terpanjang sejak tahun 2022.

Gambar gerhana bulan total, blood moon atau bulan darah (Foto: Science Alert)

Jakarta, Jurnas.com - Pada malam 7 hingga 8 September 2025, langit malam akan dihiasi fenomena langka: gerhana bulan total dengan durasi 82 menit, menjadikannya yang terpanjang sejak tahun 2022.

Gerhana ini terjadi saat Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, menutupi Bulan dengan bayangan gelap. Namun alih-alih menghilang, Bulan justru akan tampak memerah — fenomena yang dikenal sebagai “blood moon” atau bulan darah.

Warna merah tersebut muncul karena cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, menyaring gelombang cahaya biru dan membiarkan gelombang cahaya merah mencapai Bulan. Mekanisme ini serupa dengan proses yang membuat langit tampak kemerahan saat matahari terbenam.

Karena orientasi posisi Bumi, Bulan, dan Matahari sangat tepat, gerhana ini akan terlihat sangat jelas dari sebagian besar wilayah dunia. Kawasan yang beruntung termasuk Asia, Australia, Afrika, dan Eropa, dengan lebih dari 7 miliar penduduk berpeluang melihatnya.

Dari jumlah itu, sekitar 6,2 miliar orang dapat menyaksikan totalitas dari awal hingga akhir tanpa gangguan. Sebaliknya, sebagian besar wilayah Amerika tidak akan dapat melihat gerhana ini karena terjadi saat siang hari di sana.

Meski begitu, wilayah seperti Hawaii, sebagian Alaska, dan sebagian kecil Brasil masih akan kebagian momen gerhana sebagian. Selebihnya harus puas dengan siaran daring atau dokumentasi dari wilayah lain.

Gerhana ini akan berlangsung sekitar lima setengah jam dari awal hingga akhir. Fase totalitas dimulai pada pukul 17:30:48 GMT dan berakhir pada 18:52:51 GMT.

Jika ingin mengetahui waktu yang sesuai dengan zona lokal, publik dapat menggunakan situs seperti Timeanddate.com. Situs tersebut menyediakan konversi otomatis berdasarkan lokasi pengguna.

Fenomena ini tidak berdiri sendiri, sebab setiap gerhana bulan biasanya berpasangan dengan gerhana matahari dalam waktu berdekatan. Kali ini, gerhana matahari parsial akan mengikuti dua minggu kemudian, tepatnya pada 21 September 2025.

Namun tidak seperti gerhana bulan yang dapat disaksikan luas, gerhana matahari parsial ini hanya dapat dilihat dari wilayah terbatas. Di antaranya adalah Selandia Baru, Antarktika, beberapa pulau di Pasifik, dan sebagian kecil pantai timur Australia.

Dengan cakupan pengamatan yang begitu luas, gerhana bulan total ini menjadi salah satu peristiwa langit paling menarik tahun ini. Selain bernilai ilmiah, momen ini juga sering dimaknai secara budaya dan spiritual di berbagai belahan dunia.

Karena itu, pastikan langit cerah dan mata Anda tertuju ke atas saat malam itu tiba. Fenomena seperti ini tak hanya langka, tetapi juga mengingatkan kita akan keteraturan kosmik yang mengagumkan. (*)

Sumber: Science Alert

KEYWORD :

Gerhana Bulan Total Blood moon Bulan darah Fenomena Langit September




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :