Kamis, 04/09/2025 00:09 WIB

Satu-satunya Alasan Brasil Gagal Juara Pildun 4 Edisi Beruntun

Ini kisah Zinedine Zidane yang menjadi momok bagi kegagalan Brasil meraih empat kali trofi Piala Dunia berturut-turut

Legenda Prancis, Zinedine Zidane (Foto: Goal/Getty Images)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam dunia sepak bola, nama-nama besar seringkali menciptakan narasi legendaris. Namun, bagi para penggemar tim nasional Brasil, sosok Zinedine Zidane mungkin selalu terukir sebagai `sang momok`, sosok yang menjadi satu-satunya alasan mengapa Brasil gagal menjuarai Piala Dunia empat edisi beruntun.

Sebuah klaim yang menggugah, menyoroti betapa besar pengaruh sang maestro Prancis ini dalam menghentikan potensi dominasi Seleção di panggung dunia.

Setelah berhasil meraih gelar juara dunia pada edisi 1994, Brasil mengincar gelar kedua secara beruntun di Piala Dunia 1998. Rencana mereka berjalan lancar, membawa tim Samba melenggang hingga ke partai final.

Akan tetapi, di sinilah takdir mempertemukan mereka dengan Zidane muda yang tampil gemilang, mencetak dua gol krusial yang pada akhirnya menghancurkan mimpi Brasil dan mengantarkan Prancis menjadi juara di kandang sendiri. Momen itu menjadi pukulan telak dan goresan luka pertama bagi Brasil.

Beruntungnya bagi Brasil, pada edisi 2002, jalur mereka di turnamen tidak mempertemukan dengan Prancis. Tanpa hambatan dari sosok Zidane, Brasil melaju mulus dan berhasil kembali mengangkat trofi juara dunia.

Namun, `kutukan` Zidane belum berakhir. Empat tahun berselang, di Piala Dunia 2006, dengan skuad emas yang dipenuhi bintang-bintang papan atas, Brasil kembali berjumpa Prancis di babak perempat final. Dan lagi-lagi, sejarah terulang dengan pahit. Zidane, di puncak permainannya, disebut benar-benar terang menghancurkan Brasil dan mengirimkan Ronaldinho dkk. pulang.

Seandainya saja Brasil tak pernah bersua dengan Zinedine Zidane di dua edisi krusial tersebut (1998 dan 2006), mereka berpotensi besar untuk mencatatkan sejarah sebagai tim yang menjuarai Piala Dunia empat edisi beruntun, yakni pada tahun 1994, 1998, 2002, dan 2006. Sebuah dominasi yang mungkin akan menempatkan Seleção pada pijakan tak tertandingi dalam sejarah sepak bola.

Takdir berkata lain. Zidane telah menghentikan Stel Sao dari dominasi total. Kisah rivalitas ini bukan hanya tentang kekalahan di lapangan hijau, tetapi juga tentang bagaimana seorang individu dengan bakat luar biasa dapat mengubah arah sejarah, menyisakan apa jadinya jika yang abadi dalam benak para penggemar sepak bola, khususnya bagi rakyat Brasil.

KEYWORD :

Sepakbola Dunia Zinedine Zidane Brasil Prancis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :