Rabu, 03/09/2025 15:09 WIB

Ilmuwan Temukan Cara Berkomunikasi dengan Kucing, Cukup dengan Kedipan Mata

Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan tim psikolog dari University of Sussex. Mereka menemukan bahwa menyempitkan mata diikuti dengan kedipan pelan—mirip seperti senyum versi kucing—dapat memicu respons positif dari hewan berbulu ini.

Gambar kucing oranye (Foto: Pexels/Willian Santos)

Jakarta, Jurnas.com - Pernah merasa dicuekin kucing? Mungkin kamu hanya belum “berkomunikasi” dengan cara yang mereka pahami. Kucing sering dianggap cuek dan sulit didekati, tapi bisa jadi masalahnya bukan pada mereka—melainkan pada cara kita berinteraksi. Penelitian terbaru mengungkap bahwa manusia bisa membangun komunikasi dengan kucing hanya melalui kedipan mata perlahan.

Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan tim psikolog dari University of Sussex pada 2020 lalu. Mereka menemukan bahwa menyempitkan mata diikuti dengan kedipan pelan—mirip seperti senyum versi kucing—dapat memicu respons positif dari hewan berbulu ini.

Kedipan pelan ini bukan sekadar isyarat, tapi sinyal sosial yang menandakan rasa aman dan kepercayaan. Kucing yang melihat manusia melakukan gerakan ini cenderung membalas dengan respons serupa, bahkan lebih terbuka untuk mendekat.

Peneliti utama, Dr. Karen McComb, menyebut bahwa ini adalah bukti nyata adanya bahasa tubuh bersama antara manusia dan kucing. Ia mengatakan bahwa banyak pemilik kucing mungkin sudah melakukannya secara naluriah, namun kini ada data ilmiah yang mendukungnya.

Untuk menguji hal tersebut, tim peneliti melakukan dua eksperimen di lingkungan rumah para kucing. Pada percobaan pertama, pemilik diminta duduk di dekat kucing dan melakukan slow blink saat hewan itu menatap mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa kucing lebih sering membalas dengan kedipan mata setelah pemiliknya melakukannya lebih dulu, dibandingkan saat tidak ada interaksi apa pun. Ini memperkuat teori bahwa ekspresi tersebut dipahami sebagai bentuk komunikasi sosial.

Percobaan kedua dilakukan dengan melibatkan peneliti yang belum dikenal kucing, bukan pemiliknya. Setelah melakukan kedipan perlahan, peneliti juga mengulurkan tangan ke arah kucing.

Menariknya, kucing tidak hanya membalas kedipan tersebut, tapi juga lebih cenderung mendekati tangan manusia yang melakukannya. Hal ini mengindikasikan bahwa slow blink bisa menjadi pembuka interaksi, bahkan dengan orang asing.

Penjelasan ilmiahnya diduga berkaitan dengan persepsi kucing terhadap tatapan langsung. Tatapan tanpa berkedip dianggap mengancam, sementara kedipan lambat bisa dibaca sebagai sinyal tidak berbahaya.

Namun bisa juga perilaku ini berkembang karena manusia merespons positif terhadap ekspresi tersebut, membuat kucing mengulanginya sebagai cara menjalin kedekatan. Dalam konteks hewan peliharaan, batas antara insting alami dan pembelajaran sosial memang seringkali kabur.

Terlepas dari itu, para peneliti percaya bahwa temuan ini membuka jalan baru dalam meningkatkan kesejahteraan kucing. Terutama dalam situasi yang penuh tekanan seperti di klinik hewan atau tempat penampungan.

Psikolog Tasmin Humphrey yang juga terlibat dalam studi ini mengatakan bahwa pemahaman semacam ini dapat meningkatkan hubungan manusia-kucing dan memperluas pemahaman terhadap kecerdasan sosial mereka. Ini juga bisa digunakan untuk menilai kondisi emosional kucing dalam berbagai situasi.

Studi ini melengkapi berbagai penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kucing lebih peka terhadap manusia daripada yang selama ini diasumsikan. Mereka bisa mengenali nama, merespons emosi, bahkan menyesuaikan perilaku dengan kepribadian pemiliknya.

Dengan kata lain, jika kamu merasa kucingmu tak tertarik padamu, bisa jadi kamu belum menyapa mereka dengan cara yang benar. Sekali lagi, semua bisa dimulai dari sebuah kedipan kecil.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports (*) Sumber: Science Alert

KEYWORD :

Berkomunikasi dengan kucing Kedipan mata Emosional kucing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :