
Ilustrasi - Hyperthymesia (Foto: Pexels/Tara Winstead)
Jakarta, Jurnas.com - Seorang remaja perempuan di Prancis, yang disebut dengan inisial TL, mengejutkan dunia ilmiah dengan kemampuannya mengingat hampir setiap detail kehidupannya. Ia tak hanya mengingat masa lalu dengan jelas, tetapi juga bisa membayangkan masa depan seolah telah mengalaminya.
Fenomena ini dikenal sebagai hyperthymesia, kondisi langka yang membuat seseorang memiliki memori otobiografis superior. Peneliti dari Paris Cité University dan Paris Brain Institute yang mempelajari kasus ini mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal Neurocase.
Hyperthymesia bukan sekadar daya ingat kuat, tetapi kemampuan merekonstruksi pengalaman pribadi secara utuh, termasuk emosi, lokasi, dan nuansa yang menyertainya. Dalam kasus TL, kemampuan ini disertai kesadaran reflektif yang memungkinkannya menjelajah waktu secara mental.
Yang menarik, TL tidak hanya mengingat, ia juga mengorganisasi memorinya secara sistematis. Ia membagi memori menjadi dua jenis: satu berisi fakta yang netral, dan satu lagi berisi pengalaman pribadi yang tersusun dalam sistem arsip mental yang disebutnya "white room."
Dalam ruang tersebut, ingatan disimpan seperti dokumen, disusun berdasarkan tema dan waktu. Untuk pengalaman emosional yang berat, ia menyimpannya dalam "wadah" khusus agar dampaknya tetap terkendali.
Bahkan, ia menciptakan ruang mental terpisah untuk jenis-jenis emosi tertentu, seperti kemarahan atau kesedihan, termasuk ruangan bertema militer ketika ayahnya pergi bertugas. Struktur ini mencerminkan cara TL mengelola emosi dan membangun narasi diri secara sadar.
Peneliti menggunakan serangkaian tes kognitif untuk mengukur kemampuannya, termasuk TEMPau dan TEEAM yang menguji kekuatan memori dan fleksibilitas dalam menjelajahi waktu. Hasilnya menunjukkan TL mampu menggambarkan kejadian masa lalu dan masa depan dengan kejernihan visual dan emosi yang luar biasa.
Ia juga dapat berpindah sudut pandang saat mengenang—dari orang pertama menjadi pengamat luar—sesuatu yang jarang ditemukan pada individu lain dengan kondisi serupa. Namun, meskipun ingatannya kuat, ia tetap rentan terhadap distorsi dan memori palsu sebagaimana yang ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya.
Fakta bahwa ia menggunakan sistem mental untuk mengendalikan kenangan sulit menjadi hal penting dalam konteks klinis. Ini membuka peluang bagi pendekatan terapi baru yang memungkinkan individu menyusun ulang pengalaman hidup tanpa menghapus atau menekan perasaannya.
Selain itu, studi ini menyoroti keterkaitan antara kemampuan mengingat dan membayangkan masa depan. Karena keduanya melibatkan sistem otak yang sama, maka seseorang dengan memori kuat cenderung lebih mampu merancang rencana hidup dengan detail dan kejelasan yang tinggi.
Namun, ada sisi emosional yang kompleks dari kondisi ini. Bagi sebagian orang dengan hyperthymesia, kenangan menyakitkan bisa muncul secara tiba-tiba dan sulit diabaikan, sehingga mengganggu kestabilan mental.
Strategi TL dalam mengisolasi kenangan emosional tanpa menghapusnya memberi gambaran bagaimana ingatan bisa dikelola tanpa harus menutupinya. Ini menjadi wacana menarik dalam bidang pendidikan dan psikoterapi.
Meskipun begitu, dunia sains masih menghadapi tantangan dalam memahami hyperthymesia secara menyeluruh. Tidak ada pola anatomi otak yang konsisten, dan studi sejauh ini masih bergantung pada sedikit kasus individu.
Peneliti menekankan perlunya pengembangan metode yang lebih standar dan data jangka panjang untuk memahami apakah kemampuan seperti TL akan bertahan seiring waktu atau berubah dalam fase hidup tertentu. Sebab tanpa data yang luas, sulit untuk menarik kesimpulan yang bisa digeneralisasi.
Kasus TL menjadi bukti bahwa memori bukan hanya arsip masa lalu, tapi juga alat untuk membentuk masa depan. Di tangan yang tepat, ingatan bisa menjadi kekuatan, bukan beban. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Hyperthymesia daya ingat kuat memori otobiografis superior