Senin, 01/09/2025 20:22 WIB

Mengenal Revolusi dan Bedanya dengan Reformasi, Perubahan Sosial Tak Terhindarkan

Mengenal Revolusi dan Bedanya dengan Reformasi, Perubahan Sosial Tak Terhindarkan

Ilustrasi demo di depan Gedung DPR RI Jakarta. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap bangsa pasti mengalami perubahan dalam perjalanannya, dan revolusi adalah salah satu bentuk perubahan itu. Dalam sejarah, revolusi muncul sebagai respons terhadap ketimpangan atau ketidakpuasan mendalam dalam masyarakat.

Belakangan ini, Indonesia diguncang gelombang demonstrasi besar sejak akhir Agustus 2025. Di tengah aksi massa, teriakan “revolusi” kerap terdengar. Lantas, apa makna sebenarnya revolusi? Apa perbedaan revolusi dengan reformasi?

Dikutip dariberbagai sumber, revolusi merupakan perubahan sosial yang terjadi secara cepat, fundamental, dan sering kali tak terelakkan. Perubahan ini bisa memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, budaya, hingga pola pikir masyarakat.

Berbeda dengan evolusi yang bergerak lambat dan bertahap, revolusi berlangsung dalam waktu singkat dengan dampak yang langsung terasa. Bahkan, revolusi sering kali menjadi lawan langsung dari proses evolusi sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi didefinisikan sebagai perubahan dalam ketatanegaraan atau sistem sosial yang dilakukan dengan kekerasan. Misalnya lewat perlawanan bersenjata atau pemberontakan terhadap penguasa.

Faktor utama yang mendorong revolusi biasanya berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Munculnya ide-ide baru yang bertentangan dengan nilai lama bisa memicu konflik, yang kemudian berkembang menjadi gerakan revolusioner.

Namun revolusi tidak selalu muncul secara spontan. Secara garis besar, revolusi terbagi menjadi dua: revolusi yang direncanakan dan revolusi yang tidak direncanakan.

Revolusi yang direncanakan terjadi ketika sekelompok orang dengan kesadaran penuh ingin mengganti sistem secara total. Sementara revolusi tak terencana bisa muncul tiba-tiba akibat tekanan sosial atau konflik yang tak lagi bisa dibendung.

Dalam praktiknya, revolusi bisa berlangsung cepat, namun juga bisa memakan waktu bertahun-tahun hingga mencapai perubahan total. Karena itu, kecepatan revolusi bersifat relatif tergantung konteks dan kekuatan sosial yang terlibat.

Filsuf Yunani Aristoteles membagi revolusi ke dalam dua pengertian. Pertama, sebagai perubahan total dari satu sistem ke sistem yang benar-benar berbeda; dan kedua, sebagai modifikasi atau penyesuaian dari sistem lama yang sudah ada.

Revolusi sering dikaitkan dengan perubahan kekuasaan dan sistem pemerintahan. Namun pada dasarnya, revolusi juga bisa terjadi dalam bentuk yang lebih luas, seperti revolusi budaya, revolusi industri, atau revolusi digital.

Lantas apa yang membedakan antara revolusi dari reformasi? Reformasi adalah upaya perubahan secara damai dan bertahap, dengan tujuan memperbaiki sistem yang ada, bukan menggantinya secara menyeluruh.

Berbeda dari revolusi yang mengarah pada penggulingan total, reformasi menawarkan jalan perubahan yang lebih damai dan terstruktur. Reformasi bertujuan memperbaiki sistem yang ada tanpa harus menghancurkan seluruh fondasinya.

Reformasi Indonesia tahun 1998 menjadi contoh nyata bagaimana perubahan besar dapat terjadi tanpa revolusi bersenjata. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap krisis multidimensi yang melanda negeri di penghujung Orde Baru.

Pada saat itu, ketidakadilan politik, kolusi, korupsi, dan krisis ekonomi menciptakan tekanan sosial yang masif. Mahasiswa, masyarakat sipil, dan berbagai elemen bangsa bersatu menuntut perubahan menyeluruh dalam sistem pemerintahan.

Namun berbeda dari revolusi, reformasi 1998 tetap mengusung cita-cita perubahan dengan cara damai. Tuntutan masyarakat diarahkan untuk memperbarui tatanan politik, hukum, ekonomi, dan sosial menuju kehidupan yang lebih adil.

Keberhasilan reformasi ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto setelah lebih dari 32 tahun memimpin. Momen tersebut menjadi tonggak sejarah yang membuka babak baru demokrasi Indonesia.

Yang membedakan reformasi adalah adanya gagasan atau formulasi jelas tentang masa depan. Reformasi membawa visi tentang Indonesia yang bersih, adil, terbuka, dan menjunjung supremasi hukum.

Perubahan pun terjadi secara bertahap namun signifikan, mulai dari amandemen UUD 1945, pemilu yang lebih terbuka, hingga kebebasan pers dan penguatan lembaga hukum. Meski belum sepenuhnya sempurna, reformasi telah memberi fondasi kuat bagi arah baru bangsa.

Dengan demikian, reformasi bukan sekadar protes terhadap sistem lama, tetapi gerakan sadar untuk membentuk sistem yang lebih baik. Di sinilah letak perbedaan utamanya dengan revolusi, yang lebih sering mengganti sistem secara drastis tanpa arah transisi yang jelas. di sisi lain, aspirasi yang disuarakan dalam bentuk reformasi bisa menjaga stabilitas, sementara dorongan revolusi membawa risiko konflik yang lebih besar. (*)

KEYWORD :

Revolusi Reformasi Perubahan Sosial Demo Viral




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :