
Ilustrasi sedang berdoa (Foto: Pexels/Thridman)
Jakarta, Jurnas.com - Umat Muslim diajarkan untuk senantiasa berdoa, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, umat, bangsa dan negara. Doa menjadi bagian penting dalam menjaga kepedulian sosial dan harapan kolektif agar negeri ini senantiasa aman, damai, dan diberkahi.
Dalam setiap sujud dan dzikir, bisa dilantunkan harapan agar negeri ini dijauhkan dari perpecahan, diberi keberkahan rezeki, dan dilimpahi kedamaian. Doa bisa menjadi salah satu perwujudan cinta tanah air dengan ketulusan yang dalam.
Rasulullah SAW pun selalu mendoakan kebaikan bagi umat dan negeri yang beliau tinggali. Doa-doa beliau tak hanya menyentuh langit, tapi juga membentuk karakter sosial umat yang peduli terhadap lingkungannya.
Bahkan dalam Al-Qur’an, banyak dikisahkan para nabi yang memohon keselamatan dan keberkahan bagi negeri dan kaumnya. Doa mereka bukan semata bentuk pengharapan, tetapi juga fondasi spiritual dalam membangun masyarakat yang kuat.
Salah satu doa paling masyhur datang dari Nabi Ibrahim AS saat beliau memohon keamanan dan keberkahan untuk Mekah.
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari kemudian."
(QS. Al-Baqarah: 126)
Doa ini menjadi inspirasi bagi umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, untuk selalu menyertakan bangsa dalam setiap harapan kepada Sang Pencipta. Dalam doa tersebut terkandung pesan tentang pentingnya keamanan, kesejahteraan, dan keimanan sebagai fondasi sebuah negara.
Bagaimana Islam Menilai Pemimpin yang Zalim?
Melalui doa, masyarakat bisa menyatukan energi positif yang melampaui sekat-sekat sosial dan politik. Ketika seluruh elemen bangsa memanjatkan harapan yang sama, semoga lahirlah kekuatan kolektif yang mampu menyejukkan situasi bangsa yang tengah diuji.
Doa juga bisa menyatukan mereka yang berbeda keyakinan, suku, maupun pandangan. Ia menjadi titik temu yang paling hakiki di antara segala bentuk perbedaan yang ada.
Selain itu, doa juga bisa menguatkan jiwa di tengah badai kehidupan yang tak jarang membuat banyak orang merasa lelah dan kehilangan arah. Ia menjadi penopang batin saat logika tak lagi mampu menjawab persoalan yang ada.
Lebih dari itu, doa mengajarkan kita untuk tetap optimis dan berserah diri. Sebab dalam setiap kepasrahan, selalu ada harapan yang tumbuh pelan-pelan.
Berikut salah satu doa yang sering dibaca untuk keselamatan bangsa:
"Allahumma barik li ummati hadzih, waj‘al hadzihil balad baladan amina, mutmainnan, sa‘idan, mustaqirran, wa wafiqan li kulli khair."
"Ya Allah, berkatilah umat negeri ini. Jadikanlah negeri ini negeri yang aman, tentram, bahagia, stabil, dan diberi taufik menuju segala kebaikan."
Dengan mendoakan negeri, kita tak sedang menyerah pada keadaan, melainkan menunjukkan bahwa kepedulian tak selalu harus lantang. Dalam keheningan, kita ikut membangun Indonesia dari sisi yang paling mendasar—hati. (*)
KEYWORD :Doa Kebaikan Negeri Tantangan Bangsa Keislaman