
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) mendorong pemerintah daerah melakukan langkah strategis dalam memperkuat program keaksaraan dan literasi masyarakat.
Pasalnya, literasi bukan hanya keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga kunci partisipasi aktif warga dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya.
Oleh karena itu, kebijakan daerah yang berpihak pada pengentasan buta aksara dan peningkatan literasi akan menjadi fondasi penting bagi lahirnya masyarakat yang mandiri dan berdaya saing.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengungkapan pentingnya peran pemerintah dan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong penguatan literasi dan keberaksaran.
Hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri. Dia mengungkapkan, pemerintah daerah dapat menjadi penggerak multipihak yang seperti dilakukan pemerintah Kabupaten Dompu.
"Pemerintah daerah juga dapat menjadi penggerak kolaborasi multipihak. Dengan melibatkan lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, dan komunitas lokal, agar gerakan literasi tumbuh merata hingga ke pelosok daerah. Dengan cara ini, literasi tidak hanya berhenti pada pemberantasan buta huruf, tetapi juga berkembang menjadi budaya gotong royong," kata Tatang.
Dia menyampaikan, agar program berkelanjutan, pemerintah daerah perlu melakukan monitoring, evaluasi, serta menghadirkan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat, termasuk pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran. Dengan kepemimpinan daerah yang visioner, literasi dapat tumbuh sebagai gerakan bersama yang mengakar.
"Masyarakat yang literat akan menjadi pilar utama terwujudnya pembangunan daerah yang inklusif, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan zaman," dia menambahkan.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Muhamad Sadik, menyebut bahwa pemerintah Kabupaten Dompu berupaya mengentaskan buta aksara dengan mengorkestrasi kegiatan literasi secara gotong royong.
Dia mengatakan bahwa pada tahun 2016 hingga 2017, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat mempunyai persoalan angka buta aksara yang tinggi serta keterbatasan anggaran daerah.
Jumlah penduduk buta aksara mencapai 14,51 persen dari keseluruhan total penduduk dan didominasi oleh kaum perempuan. Persoalan ini membutuhkan strategi yang luar biasa untuk menanganinya dan pemerintah pun melihat peluang melalui integrasi antara agenda literasi dengan agenda strategis pembangunan daerah.
"Ini pekerjaan rumah kami. Bagaimana menangani persoalan dan diperlukan sebuah strategi untuk menggerakkan program literasi dengan mengintegrasikan ke dalam agenda strategis pembangunan daerah. Kami menggerakkan potensi lokal dengan menjalin kolaborasi lintas sektor sebagai gerakan bersama," kata Sadik.
Penguatan literasi kemudian juga menjadi agenda strategis Pemda Dompu di tahun berikutnya (2017-2023), dengan melibatkan salah satu perusahaan lokal yang ada di Kecamatan Hu’u yang lokasi tersebut juga merupakan salah satu basis sasaran program keaksaraan. Perusahaan tersebut, menurut Sadik, mempunyai komitmen sangat luar biasa untuk membantu pemerintah dalam rangka menggerakkan program literasi.
"Ini sebuah perusahan tambang dan merupakan potensi lokal yang kami temukan, kami kunjungi, dan kami melakukan kemitraan. Program ini berlangsung selama 6 tahun, dari 2017 sampai 2023," ujar dia.
Sadik mengatakan bahwa program keaksaraan dilaksanakan melalui gerakan bersama dengan melibatkan seluruh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di Kecamatan Hu’u.
Perusahaan tersebut turut memberikan dukungan awal dengan mendorong seluruh stakeholder di daerah tersebut, sampai ke tingkat desa, untuk melakukan sosialisasi dan pendataan ulang sasaran peserta didik.
"Perusahaan tersebut juga menyiapkan pembekalan sumber daya manusia untuk tenaga pendidik. Tutor keaksaran dilatih untuk dapat memaksimalkan fungsi mereka dan kemudian memberikan pengetahuan mereka pada peserta didik,” kata Sadik.
KEYWORD :Peningkatan Literasi Kemdikdasmen Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK Tatang Muttaqin