
Para tokoh Universitas Paramadina Jakarta saat peresmian Kampus Paramadina Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2025). Foto: pjmi/jurnas
JAKARTA - Universitas Paramadina telah resmi memiliki kampus sendiri yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur, setelah sebelumnya berpuluh tahun berpindah-pindah.
Univeritas Paramadina merupakan idealisme untuk menjaga intelektualisme kecendekiawanan yang bisa diterima oleh semua kalangan, dan sudah ditanamkan oleh Nurcholish Madjid (Cak Nur) sejak awal berdiri.
“Hari ini, idealisme itu telah memiliki rumah sendiri,” kata Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden RI ke- 10 dan 12 sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Paramadina, dalam acara peresmian kampus tersebut, Rabu (27/8/2025).
Acara peresmian dihadiri oleh sejumlah tokoh, mulai dari kalangan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina (YWP), Ahmad Ganis dan Abdul Latief; Pengurus YWP, Hendro Martowardojo, Silmy Kariem hingga Wijayanto Samirin.
Hadir juga mantan Rektor Paramadina Anies Baswedan; Rektor Paramadina saat ini Prof. Didik J. Rachbini; dan Istri Cak Nur, Omi Komariah Madjid, serta istri mendiang Rektor Paramadina Prof. Firmanzah, Ratna Indraswari (Nana).
Gedung Universitas Paramadina Cipayung berdiri di atas lahan seluas 22.000 m2, mengusung konsep Green Campus atau kampus di dalam taman yang hijau, dengan konsep bangunan modern dan tropis-minimalis.
Kampus yang berdaya tampung 10.000 mahasiswa ini memiliki 3 gedung utama, yaitu Gedung Nurcholish Madjid (8 lantai), Gedung TP. Rachmat (3 lantai), dan Gedung H.M. Jusuf Kalla (3 lantai).
Dalam sambutan yang disampaikan lewat video (daring) Menteri Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto mengucapkan selamat kepada Universitas Paramadina atas berdirinya kampus baru ini.
Peresmian ini menjadi momentum bersejarah yang menandai komitmen kuat Universitas Paramadina dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang unggul dan relevan bagi kebutuhan bangsa. "Semoga kampus ini menjadi pusat lahirnya pemikiran kritis, inovasi, dan karya nyata bagi kemajuan masyarakat,” ujarnya.
Omi Komaria Madjid menceritakan kilas balik pendirian Universitas yang dimulai dari nol, dalam percakapan Cak Nur dengan sahabatnya Utomo Danandjaya, “Tom yang penting kita punya niat, itu sudah setengah perjalanan. Kita harus ikut serta secara aktif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui insitusi ini kita menumbuhkan paham keislaman yang terbuka dan modern yang menopang perwujudan cita-cita nasional Indonesia yang adil, terbuka dan demokratis.”
Rektor Paramadina saat ini Prof. Didik J Rachbini, juga menyampaikan pesan yang menyentuh. “Hari ini adalah hari yang membahagiakan, dan gedung ini merupakah hasil sebuah perjuangan yang panjang. Peresmian ini bermakna silaturrahim, ucapan terimakasih untuk semua donor.”
Ketua YWP Hendro Martowardojo juga menyampikan perasaan suka citanya. “Saya mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak, sehingga terwujud Kampus Universitas Paramadina. Tiga puluh tahun saya belajar dari Cak Nur, yang intinya ada tiga, yaitu: keislaman, keindonesiaan dan kemoderanan. Kampus ini menjunjung tinggi nilai-nilai integritas. Universitas Paramadina yang pertama kali mewajibkan kuliah anti-korupsi.”
Dalam testimoni yang disampaikan oleh Anies Baswedan mewakili Tokoh Paramadina, “Regenerasi sedang terjadi, Cak Nur sebagai generasi awal telah membuka jalan, jadi pemantik diskusi gagasan besar tentang keislaman, keindonesiaan dan kemodernan. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya yang membangun institusi pendidikan formal yang bernama Universitas Paramadina, yang akan menghasilkan generasi baru yang memiliki kemampuan kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (entrpreunership), dan nilai (ethics).
Salah satu donor, Victor Hartono (Djarum Group) menyampaikan, “Kami merasa berkewajiban untuk membantu Universitas Paramadina, karena komitmen yang diperlihatkan selama ini di bidang pendidikan. Kami meyakini pendidikanlah yang akan membawa kemajuan bangsa kita ini”.
Kontribusi Djarum Group dalam membantu Paramadina dimulai semenjak pendiri Djarum Budi Hartono hingga turun ke anaknya Victor Hartono.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Prijono Sugiarto (Preskom Astra Group) “Bagi Astra Group, akan selalu berkomitmen untuk membantu dalam empat hal, antara lain: membangun sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan UMKM. Kami melihat Universitas Paramadina menunjukkan komitmen yang tinggi untuk membangun dunia pendidikan kita. Kami menunggu waktu hampir 12 tahun dalam membantu pembangunan kampus Paramadina.”
Surat yang ditulis oleh TP. Rachmat yang dibacakan oleh Aminuddin (Tripatra) juga mengungkapkan rasa bangganya melihat perkembangan kampus Paramadina saat ini. “Membangun Universitas Paramadina sebagai sarana efektif dan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Saya menaruh harapan besar terhadap Universitas Paramadina yang mengabdi pada bangsa dan negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam dunia pendidikan.”
Gedung kampus kebanggaan tersebut, terwujud berkat dukungan dari berbagai pihak seperti Djarum Foundation, Bank Central Asia, Astra International, United Tractors, Adaro Energy, Triputra Agro Persada, Polytron, Sinar Mas, Indika Energy, Northstar Pacific, Blibli.com, Tiket.com, dan Harum Energy.
Juga berkat kebaikan dan keihlasan hati para sahabat Paramadina: H.M. Jusuf Kalla, Budi Hartono, TP. Rachmat, Gandi Sulistiyanto, Haji Isam, dan almarhum Benny Subianto.
Hal yang menarik dari acara hari ini adalah auditorium yang dipakai dalam acara peresmian ini diberi nama Aula Firmanzah, yang merupakan rektor Universitas Parmadina yang meninggal dalam usia yang sangat muda.
Hadir dalam acara tersebut sstri almarhum Firmanzah, Nana, Ibu mertua, dan anak semata wayangnya.
Pemberian nama Firmanzah sebagai bentuk penghargaan Universitas Paramadina terhadap Prof. Firmanzah yang sangat berdedikasi dalam memajukan Paramadina.
Begitu pula nama Gedung Perpustakaan diberi nama Perpustakaan Utomo Dananjaya (Mas Tom), Mas Tom sahabat dekat Cak Nur dalam berjuang dan membangun Universitas Paramadina. Atas dedikasi dan perjuangan Mas Tom, maka Universitas Paramadina mendedikasikan nama Perpustakaan Utomo Dananjaya.
Turut hadir pula para donor dan dermawan yang selama ini banyak membantu pembangunan kampus di antaranya Victor Hartono (Presdir Djarum Group); Prijono Sugiarto (Preskom Astra Group); Aminuddin yang mewakili TP. Rachmat (Triputra Group); Patrick Walujo (CEO GO-TO); Saleh Husin (Managing Director Sinar Mas Group), dan mitra Paramadina, mulai dari lembaga internasional (KAS-Jerman), universitas negeri dan swasta, sekolah-sekolah yang ada dikawasan Jakarta Timur.
KEYWORD :Paramadina Rumah intelektualisme Kampus Cipayung Cak Nur