
Ilustrasi - Terlalu Kaku soal Jam Tidur Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan Otak (Foto: Pexels/Miriam Alonso)
Jakarta, Jurnas.com - Selama ini tidur dianggap sehat jika dilakukan cukup lama dan secara konsisten. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa menjaga jadwal tidur yang terlalu kaku justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan otak.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Medicine ini menyoroti pentingnya ritme tidur harian, bukan sekadar lamanya waktu tidur. Pola tidur yang terlalu ketat ternyata bisa menurunkan fleksibilitas fungsi otak.
Dalam studi ini, peneliti melibatkan 458 orang dewasa berusia antara 45 hingga 89 tahun. Seluruh peserta memiliki keluhan terkait tidur, masalah daya ingat, atau keduanya.
Selama tujuh hari berturut-turut, mereka diminta mengenakan alat pemantau aktivitas untuk merekam ritme tidur-bangun harian secara akurat. Selain itu, peserta juga menjalani serangkaian tes untuk mengukur kemampuan berpikir dan daya ingat.
Sebagian dari mereka memberikan sampel darah untuk dianalisis kadar protein BDNF, salah satu penanda penting kesehatan otak. Protein ini berperan dalam membantu sel-sel otak tumbuh, beradaptasi, dan membentuk koneksi baru.
Temuan awal menunjukkan bahwa peserta dengan pola tidur yang konsisten cenderung memiliki performa kognitif yang lebih baik. Mereka juga menunjukkan kemampuan mengingat dan memecahkan masalah yang lebih tajam.
Namun, saat ditelusuri lebih dalam melalui kadar BDNF, hasilnya justru menunjukkan pola yang tidak linier. BDNF paling tinggi ditemukan pada peserta yang memiliki pola tidur yang tidak terlalu longgar, tapi juga tidak terlalu kaku.
Orang dengan pola tidur yang sangat tidak teratur memiliki kadar BDNF rendah, yang sesuai dengan dugaan awal. Tetapi mengejutkannya, BDNF juga rendah pada mereka yang tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari tanpa penyimpangan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa otak justru bekerja lebih optimal saat ada sedikit keluwesan dalam rutinitas harian. Terlalu banyak disiplin dalam waktu tidur bisa membuat otak kurang adaptif terhadap perubahan.
Peneliti menyebut temuan ini penting terutama bagi orang yang mulai mengalami keluhan memori ringan. Sebab, menjaga pola tidur yang terlalu ketat bisa jadi tidak membantu, bahkan justru merugikan.
Karena itu, menjaga rutinitas tidur yang stabil tetapi tidak ekstrem dinilai sebagai pilihan paling sehat. Keseimbangan antara struktur dan fleksibilitas menjadi kunci dalam menjaga ketahanan fungsi otak.
Studi ini memberikan arah baru dalam upaya pencegahan Alzheimer dan demensia. Fokusnya bukan lagi hanya pada berapa jam tidur, tetapi juga pada pola dan keteraturan yang tidak kaku.
Penelitian ini didukung oleh COI STREAM dan COI-NEXT yang diluncurkan oleh MEXT Jepang. Seluruh temuan telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Sleep Medicine. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Jam Tidur Kesehatan Otak Pola tidur