Rabu, 27/08/2025 16:54 WIB

2 Opsi Gus Yahya, Mundur atau Diberhentikan dari Ketum PBNU

PBNU kembali terseret polemik kehadiran Peter Berkowitz sebagai narasumber di kampus UI dalam kegiatan orientasi sistem akademik program paska sarjana

Pengasuh PP Sarang, Rembang, Jawa Tengah KH Achmad Rosikh Roghibi (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Lagi-lagi, PBNU terseret polemik kehadiran Peter Berkowitz sebagai narasumber di kampus UI dalam kegiatan orientasi sistem akademik program paska sarjana, Sabtu (23/8).

Kehadiran Peter Berkowitz mendapat kecaman dari berbagai pihak, khususnya civitas akademika perguruan tinggi terkemuka di Indonesia itu lantaran latar belakangnya, mendukung dan turut mempropagandakan kepentingan zionis Israel melalui buku, artikel, jurnal dan tulisan-tulisannya.

Walaupun rektor Universitas Indonesia (UI), Prof Heri Hermansyah telah meminta maaf dan mengaku kecolongan karena tidak melakukan pengecekan latar belakang nara sumber terkait urusan zionis, namun kecaman dan kekecewaan terus mengalir.

Bahkan para mahasiswa UI dari berbagai fakultas dengan membawa spanduk dan atribut Palestina, menggelar unjurk rasa di Lapangan Rotunda UI, Kampus Depok, Senin, (25/8).

Mereka meluapkan kecaman dan rasa kecewa atas kebijakan kampus, menghadirkan Peter Berkowitz yang dinilai militan zionis. Kebijakan itu menurut mahahsiswa tidak sejalan dengan 9 nilai UI dan nilai kemanusiaan.

PBNU dikaitkan dengan polemik ini karena dalam sepekan sebelumnya, Peter Berkowitz menjadi narasumber dalam 6 sesi perkuliahan di Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN) Nahdlatul Ulama yang dilaksanakan oleh PBNU.

Peter Berkowitz memiliki kedekatan dengan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dikenal Gus Yahya. Dan diduga, kehadiran Peter Berkowitz di UI atas arahan atau lobi Gus Yahya yang menjabat Ketua Majelis Wali Amanah (WMA) Universitas Indonesia (UI), periode 2024-2029.

Terkait kedekatan Peter Berkowitz dengan Gus Yahya, dibenarkan oleh H. NM. Saefur Rijal Ajib, Staf Ahli Waketum PBNU Masa Khidmat 2010-2015, KH As’ad Said Ali. Dia juga menjelaskan bahwa Peter Berkowitz memiliki 8 sesi perkuliahan di AKN NU, PBNU.

"ya. Terkonfirmasi (kedekatan Gus Yahya dan Peter Berkowitz) dari laman nu.or.id, selasa, 17 september 2024. Peter Berkowitz juga diundang sebagai nara sumber dalam R20 yang digagas PBNU, November 2022," kata Saefur Rijal.

"dari file dokumen pengenalan kursus, kurikulum internasional AKN NU oleh PBNU yang saya dapatkan, Peter Berkowitz memiliki jadwal mengisi materi 16-17 Agustus 2025. Terlaksana 4 sesi perkuliahan, 15-16 Agustus 2025, dan 2 sesi kuliah pada 22 Agustus 2025," kata dia.

"Peter Berkowitz, juga dijadwal mengisi 2 sesi perkuliahan AKN NU pada 24 Agustus 2025, sehari setelah dia menjadi nara sumber di Orientasi Program Paska Sarjana, UI Depok," ujar dia menambahkan.

Dari polemik kehadiran Peter Berkowitz (23/8/2025) di UI Depok dan dikaitkan dengan PBNU itu, beredar banyak kecaman kepada Gus Yahya dan PBNU melalui media sosial hingga ke WAG Pengurus NU dan Kiai-Kiai Pesantren. Kecaman itu disertai dengan photo-photo kegiatan dan schedule AKN NU yang sedang dilaksanakan PBNU, hingga Desember 2025.

Melihat banyak kecaman dan beredarnya dokumen kegiatan AKN NU, PBNU, KH Achmad Rosikh Roghibi, Pengasuh PP Sarang, Rembang, Jawa Tengah, turut geram dan kesal. Dia merasa tidak habis pikir, apa yang ingin diperbuat Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, terhadap jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Baginya, itu sangat mengkhawatirkan.

“Bahaya. Itu kursus untuk para petinggi PBNU, ilmunya dari orang-orang yang tidak jelas sanadnya. Ada yang dari zionis dan liberal. Mereka semua pemain global,” kata Gus Rosikh.

“NU itu jelas aqidah, fikrah dan amaliyahnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah, yang bisa membangkitkan dan sejalan dengan kepribadian nusantara, keIndonesiaan. Mau dicampur aduk dengan sistem berpikir barat dan zionis ?,” tanya dia mempertanyakan.

"ambyar kabeh (tercerai berai semua). NU bisa rusak ke depan dan jangka panjang. Bukan dari warganya, tapi dari petinggi pengurusnya, dan merembet ke struktur bawah hingga jamaah," ujar Gus Rosikh.

KH Achmad Rosikh Roghibi, meminta Rais Aam dan Ketua Umum PBNU bertanggung jawab atas hal ini, karena AKN NU dibawah tanggung jawab keduanya. Hal ini bukan tanpa asalan. Akademi Kepemimpin Nasional (AKN) NU dengan model perkuliahan, dimulai sejak Juni hingga Desember 2025. Dari 97 kali sesi perkuliahan, 85%nya diisi oleh Nara Sumber dari luar negeri, dan cenderung menganut sistem berpikir liberal dan zionis.

“apalagi, hampir semua nara sumber itu kolega Gus Yahya, baik di R20 maupun organisasi internasional. Dan kelihatannya, AKN NU difasilitasi dan dibawah kendali CSCV, BaytArRahmah dan LibforAll,” ujar Gus Rosikh, mengkhawatirkan.

“mosok NU, organisasine poro Kiai Pesantren dan Ulama, disetir dan diarahkan oleh organisasi mereka. NU iku, malati cah (NU itu, punya tulah),” katanya.

Terkait permohonan maaf Gus Yahya atas ketidaktahuannya, Peter Berkowitz, dikenal militan zionis, padahal sudah berteman selama 5 tahun, KH Achmad Rosikh Roghibi, meragukan itu.

"Masak mau menyangkal terus. Dulu 5 kader muda NU dipecat karena bertemu Presiden Israel, apa Gus Yahya juga tidak tahu dan tidak cawe-cawe?," kata Gus Rosikh, meragukan.

"Trus, memberi karpet merah, menjadi nara sumber para globalis dan zionis di kaderisasi elit PBNU (AKN NU), disangkal tidak tahu latar belakangnya?," ujarnya mempertanyakan ketidaktahuan Gus Yahya.

"Jangan keterlaluan lah. Kalau seperti ini, lebih baik mundur. Atau, mau diberhentikan ?," tambah Gus Rosikh, kesal.

KEYWORD :

PBNU Peter Berkowitz UI Saefur Rijal Ajib Achmad Rosikh Roghibi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :