Selasa, 26/08/2025 23:56 WIB

PKS: Danantara Sebaiknya Fokus Jadi Holding BUMN Saja

Kinerja Danantara dapat diukur dari efisiensi BUMN, sementara kinerja INA dapat diukur dari ROI (return of investmen)-nya.

Ketua MPP PKS, Mulyanto. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS, Mulyanto, menilai fungsi Danantara sebaiknya difokuskan sebagai induk BUMN saja tanpa rangkap tugas sebagai Sovereign Wealth Fund atau pengelola dana investasi.

Dalam hal penyelamatan keuangan PT. KAI yang terbebani utang PT. KCIC misalnya, Danantara sebaiknya fokus menangani efisiensi dan strategi perbaikan manajemen, tidak sampai ke urusan penjajakan intensif bersama PT KAI untuk merampungkan masalah utang dan kerugian PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh.

Menurutnya penataan ini penting agar tugas Danantara dalam pendayagunaan aset, peningkatan efisiensi, dan daya saing BUMN di pasar regional dapat benar-benar dijalankan secara fokus. Tidak dipusingkan oleh tugas-tugas lain.

Sementara fungsi sebagai SWF, menurut Mulyanto, biarlah dijalankan oleh Indonesia Investment Authority (INA), yang sampai hari terbukti konsisten dan berkinerja baik dalam menjalankan fungsi itu.

Anggota DPR RI periode 2019-2024 itu mengatakan, sebaiknya INA diposisikan fokus sebagai satu-satunya lembaga SWF Indonesia, dengan mandat penuh untuk mengelola investasi, yang profit-oriented serta menarik investasi asing langsung melalui skema co-investment.  Sementara Danantara fokus sebagai holding BUMN untuk menyehatkan BUMN.

"Kinerja Danantara dapat diukur dari efisiensi BUMN, sementara kinerja INA dapat diukur dari ROI (return of investmen)-nya," tambahnya.

Menurut Mulyanto, kalau langkah ini dilakukan, maka kejelasan peran masing-masing entitas ekonomi nasional ini akan semakin terlihat.  Tidak ada lagi tumpang tindih fungsi Danantara, sebagai holding BUMN, yang sekaligus sebagai SWF. Juga tidak ada matahari kembar lembaga SWF nasional.

Dengan mendorong Danantara fokus sebagai holding BUMN dan memperkuat INA sebagai SWF murni, pemerintah dapat memastikan pengelolaan aset negara lebih efektif, transparan, dan produktif, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah investasi global. Apalagi kalau modal awal INA ini diperbesar, maka INA akan semakin power full.

Untuk diketahui Saat ini, Danantara kerap terlibat dalam pembiayaan ulang (refinancing) dan penyelesaian beban utang BUMN strategis, seperti proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (KCIC/Whoosh) dan restrukturisasi Garuda.

Kondisi ini menyebabkan peran Danantara lebih banyak berfungsi sebagai "pemadam kebakaran” ketimbang SWF yang profit-oriented.

Di sisi lain, INA telah terbukti bekerja efektif sebagai SWF, dengan rekam jejak investasi di sektor infrastruktur, energi hijau, digital, dan kesehatan, serta kemampuan menarik co-investor global.

 

 

 

 

KEYWORD :

PKS Danantara holding BUMN dana investasi Mulyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :