
Ilustrasi - bulan Rabiul Awal (Foto: tribunnews)
Jakarta, Jurnas.com - Rabiul Awal menempati urutan ketiga setelah Muharram dan Safar dalam kalender Hijriyah. Bulan ini dikenal juga sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw atau maulid.
Umat muslim di seluruh dunia menyambut bulan ini. Namun, masih banyak dari mereka yang masih belum mengetahui awal mula penamaan Rabiul Awal itu sendiri.
Lantas mengapa disebut Rabiul Awal?
Latar belakang penamaan bulan pada kalender Hijriyah ternyata telah ada sejak masa pra-islam. Kala itu, ‘rabi’ merupakan sebutan untuk musim. Namun, beberapa masyarakat Arab menyebut ‘rabi’ untuk musim semi dan sebagian lain menyebutnya untuk musim gugur.
Secara harfiah, Rabiul Awal bermakna musim semi pertama. Penamaan bulan ini untuk pertama kalinya dalam kalender Hijriyah mungkin bertepatan dengan musim semi di semenanjung Arab kala itu.
Al-Biruni dalam al-Atsar al- Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah berpendapat, penamaan Rabiul Awal dan Rabiul Akhir karena pada bulan tersebut, di daerah tempat tinggalnya terdapat ciri-ciri musim kharif (gugur), seperti tumbuh berbagai bunga, hujan yang terus turun, dan berembun. Sementara orang arab dengan ciri-ciri tersebut menamai musimnya dengan rabi (gugur).
Meskipun nama-nama bulan pada kalender Hijriyah sudah digunakan sejak masa pra-Islam oleh masyarakat Arab, tapi peresmian dan penggunaan penamaan ini dipakai secara luas setelah Islam datang. Tepatnya pada tahun 638 Masehi oleh Umar bin Khatab, dengan menjadikan hijrah Nabi sebagai titik awal penanggalannya.
Ketika Harta Haram Jadi Musibah bagi Keluarga
Kedatangan Islam memberikan makna baru bagi bulan ini, sebab di Rabiul Awal Rasulullah Saw dilahirkan. Momentum inilah yang kemudian menjadikan Rabiul Awal istimewa, sehingga umat muslim di berbagai belahan dunia senantiasa menghidupkannya dengan memperbanyak amalan.
Amalan-alaman sederhana yang bisa dilakukan setiap hari di Bulan Rabiul Awal ini adalah bershalawat. Di kitab Kanzun an-Najah wa al-Surur karya Syekh Abdul Hamid, disebutkan bahwa memperbanyak shalawat kepada Nabi pada bulan kelahirannya sangat dianjurkan.
Selain itu, disunnahkan juga memperbanyak puasa. Riwayat menyatakan bahwa Nabi Muhammd sering berpuasa di bulan Senin, yang bertepatan dengan hari kelahirannya. Selama Bulan Rabiul Awal juga, amalan kebaikan lainnya yang dianjurkan adalah bersedekah. Dengan itu, kita dapat meningkatkan kepedulian terhadap sesama dengan membantu mereka yang membutuhkan.
Bunga Adinda berkontribusi dalam penulisan artikel ini
KEYWORD :Sejarah Islam Rabiul Awal