
Ilustrasi gas air mata (Foto: Kimia Fmipa)
Jakarta, Jurnas.com - Gas air mata kerap digunakan sebagai alat pengendali massa saat demonstrasi berlangsung ricuh. Namun, efek yang ditimbulkannya bisa sangat menyiksa—mulai dari mata perih, hidung meler, hingga sesak napas dan panik.
Dikutip dari berbagai sumber, di balik asap putih itu, terkandung zat kimia beracun seperti CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), hingga chloropicrin dan CR, yang menyerang selaput lendir dan sistem pernapasan. American Lung Association menyebut, paparan zat ini dapat memicu komplikasi serius, terutama pada penderita asma, anak-anak, atau orang dengan penyakit jantung.
Bila kamu tidak sengaja terpapar gas air mata, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan segera menjauh dari lokasi penembakan gas. Pilih arah berlawanan dari angin, dan cari tempat yang tinggi serta terbuka.
Tutup rapat hidung, mulut, dan mata. Jika membawa masker atau kacamata pelindung, segera gunakan untuk mengurangi paparan lebih lanjut.
Segera setelah berada di tempat aman, periksa bagian tubuh yang terkena gas. Jika mengenai kulit, basuh dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan sisa partikel kimia yang menempel.
Khusus untuk mata perih, hindari menggosok wajah atau mata dengan tangan, meskipun terasa sangat tidak nyaman. Gosokan justru dapat menyebarkan partikel lebih dalam dan memperparah iritasi.
Bilas mata dengan air bersih sebanyak mungkin. Cara terbaik adalah memiringkan kepala dan mengalirkan air dari sudut dalam mata ke luar, agar zat kimia keluar bersama air dan tidak menyebar ke mata lainnya.
Bila tersedia, cairan fisiologis seperti larutan NaCl juga dapat digunakan untuk irigasi mata. Namun, hindari mencuci mata seperti mencuci wajah biasa, karena justru bisa memperparah iritasi.
Jika menggunakan lensa kontak, lepaskan segera karena bisa menyimpan partikel gas berbahaya. Untuk pengguna kacamata, cuci kacamata dengan sabun dan air sebelum digunakan kembali agar tidak menyisakan sisa gas yang menempel.
Setelah itu, segera mandi menggunakan air mengalir dan sabun. Pastikan seluruh tubuh, termasuk rambut, benar-benar dibilas bersih. Jangan mandi dengan cara berendam karena zat kimia bisa kembali terserap oleh kulit.
Pakaian yang terkontaminasi gas sebaiknya dilepas dan diganti. Jika memungkinkan, potong pakaian yang harus dilepas lewat kepala untuk menghindari paparan tambahan di wajah. Cuci pakaian secara terpisah, atau buang ke tempat sampah B3 jika kontaminasi dianggap berat.
Sebagian besar orang akan pulih dalam waktu singkat setelah menjauh dari sumber gas dan melakukan pertolongan pertama. Namun, jika gejala seperti sesak napas, nyeri dada, atau iritasi mata tidak membaik, segeralah periksa ke dokter.
Efek serius seperti kebutaan, gagal napas, serangan jantung, bahkan PTSD, meski jarang, bisa terjadi terutama jika paparan berlangsung lama atau dalam ruang tertutup. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan pengidap penyakit kronis lebih berisiko mengalami komplikasi berat.
Gas air mata mungkin dirancang untuk bersifat sementara, tetapi dampaknya bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan. Karena itu, pengetahuan soal langkah pertolongan pertama menjadi bekal penting, terutama bagi mereka yang kerap berada di ruang publik atau aksi massa. (*)
KEYWORD :Gas air mata efek gas air mata demo Unjuk rasa sesak nafas