Minggu, 08/12/2024 15:52 WIB

Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur

Sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia, Lewotobi Laki-laki memiliki sejarah erupsi yang panjang dan fluktuatif.

Potret erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten FLores, Nusa Tenggara Timur (Foto: Antara)

Jakarta, Jurnas.com - Gunung Lewotobi Laki-laki adalah gunung api aktif yang terletak di Kabupaten FLores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia, Lewotobi Laki-laki memiliki sejarah erupsi yang panjang dan fluktuatif.

Gunung ini terkenal dengan aktivitas vulkaniknya yang sering menunjukkan perubahan, menjadikannya salah satu gunung api yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari otoritas vulkanologi dan masyarakat sekitar.

Sejak pertama kali tercatat meletus pada tahun 1861, Gunung Lewotobi Laki-laki telah mengalami lebih dari 17 kali erupsi besar dan kecil. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas vulkaniknya menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan status kewaspadaan yang baru-baru ini dinaikkan oleh Badan Geologi ke level IV (Awas) pada 3 November 2024.

Riwayat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki sejarah erupsi yang cukup panjang, dengan letusan pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1861. Sejak saat itu, gunung ini meletus beberapa kali, dengan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan yang terletak tidak jauh dari sana.

Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan bahwa Gunung Lewotobi telah mengalami 17 kali erupsi sejak tahun 1861 hingga 2003. Beberapa catatan penting dari erupsi gunung ini adalah sebagai berikut:

Erupsi awal tercatat pada tahun 1861, diikuti dengan erupsi pada 1865, 1868 (dua kali), 1869, 1889, dan 1907. Pada 1909, terjadi erupsi besar disertai aliran lava, diikuti dengan letusan pada 1914.

Erupsi-erupsi berikutnya terjadi pada tahun 1932, 1933, 1939, dan 1940, dengan semburan abu vulkanik yang cukup mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Selanjutnya, letusan terjadi pada 1968, 1969, 1970, dan 1971, serta pada 1990, 1991, dan 1992, 1999, 2002, dan 2003.

Pada tahun 1999, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi yang cukup mengganggu, dan catatan erupsi terakhir sebelum peningkatan aktivitas baru-baru ini tercatat pada tahun 2022.

Aktivitas Vulkanik Terbaru: Peningkatan Status Kewaspadaan

Pada 3 November 2024, Badan Geologi Indonesia melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi level IV (Awas), yang merupakan status kewaspadaan tertinggi.

Peningkatan status ini dilakukan berdasarkan evaluasi aktivitas vulkanik yang terus meningkat antara 23 Oktober hingga 3 November 2024, yang menunjukkan fluktuasi signifikan dalam perilaku gunung tersebut.

Status Awas ini menandakan adanya potensi erupsi yang lebih besar, dan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak berada di dalam radius bahaya yang ditentukan, serta mengikuti instruksi dari otoritas setempat mengenai evakuasi dan tindakan pencegahan lainnya.

Dampak Erupsi: Pengungsi dan Kerusakan

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang semakin intensif ini telah menyebabkan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mencatat, per Selasa, 12 November 2024 pukul 20.00 Wita, jumlah pengungsi akibat erupsi mencapai 13.116 orang.

Selain itu, abu vulkanik yang dihasilkan oleh erupsi ini juga mempengaruhi daerah lain di luar Flores Timur. Bandara Lombok tercatat juga terkena hujan abu vulkanik, yang mengganggu operasional penerbangan dan transportasi udara di daerah tersebut.

 

KEYWORD :

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Letusan Gunung Berapi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :