Senin, 25/08/2025 06:48 WIB

Sambut Rabiul Awal, Ini Keutamaan dan Cara Peringati Bulan Kelahiran Rasulullah

Rabiul Awal adalah salah satu bulan yang memiliki nilai kedudukan, dan keutamaan istimewa dalam agama Islam. Di bulan ketiga dalam kalender Hijriah inilah sejarah mencatat kelahiran manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW, yang membawa cahaya bagi seluruh semesta.

Ilustrasi - bulan Rabiul Awal (Foto: tribunnews)

Jakarta, Jurnas.com - Rabiul Awal adalah salah satu bulan yang memiliki nilai kedudukan, dan keutamaan istimewa dalam agama Islam. Di bulan ketiga dalam kalender Hijriah inilah sejarah mencatat kelahiran manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW, yang membawa cahaya bagi seluruh semesta.

Menurut riwayat paling populer, Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Makkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal, tahun Gajah. Malam kelahiran Rasulullah SAW digambarkan oleh para ulama sebagai malam yang dipenuhi cahaya dan keberkahan dari langit.

Merujuk pada Kalender Hijriah Kementerian Agama Republik Indonesia, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025. Itu berarti, 12 Rabiul Awal yang diperingati sebagai Maulid Nabi bertepatan dengan hari Jumat, 5 September 2025.

Karena dalam penanggalan Islam pergantian hari dimulai setelah Maghrib, maka malam 1 Rabiul Awal sebenarnya dimulai sejak Ahad petang, 24 Agustus. Dengan demikian, malam Maulid Nabi akan dimulai sejak Kamis petang, 4 September 2025.

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama dan Kemenerian Agama, Rabiul Awal menjadi momentum istimewa untuk memperkuat cinta dan penghormatan kepada Rasulullah. Tradisi memperingati Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia tumbuh sebagai bentuk ekspresi syukur dan rasa cinta kepada sang kekasih Allah.

Peringatan itu hadir dalam berbagai bentuk. Mulai dari tablig akbar, pembacaan shalawat, pembagian makanan, hingga perlombaan keagamaan yang bernuansa positif.

Ulama besar seperti al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, sebagaimana dikutip Imam as-Suyuthi dalam al-Hawi lil Fatawi, menjelaskan bahwa memperingati Maulid Nabi bisa dilakukan dengan membaca Al-Qur’an, bersedekah, memberi makan orang lain, dan menyampaikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Semuanya sebagai bentuk kegembiraan yang dibenarkan dalam Islam.

Imam as-Suyuthi bahkan menegaskan, peringatan Maulid Nabi termasuk amalan baik yang mendatangkan pahala. Ia menyebutnya sebagai bid’ah hasanah, hal baru yang positif karena menunjukkan pengagungan terhadap Rasulullah dan kecintaan atas kelahirannya.

Selain Maulid, bulan Rabiul Awal juga menjadi kesempatan untuk memperbanyak ibadah yang mendekatkan diri pada ajaran Nabi. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah berpuasa, khususnya pada hari Senin.

Dalam sebuah hadis, ketika Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab:
"ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ..."
"Itu adalah hari aku dilahirkan, pada hari itu aku diutus dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu." (HR. Muslim)

Ulama klasik seperti Syekh Abdul Hamid Qudus juga menyebut bahwa bulan ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalawat. Keteladanan beliau dalam menyebarkan kasih sayang, akhlak mulia, dan rahmat semesta menjadi sebab cinta umat tak pernah pudar hingga hari ini.

Imam as-Suyuthi dalam Al-Wasail fi Syarhis Syamail mengatakan, membaca kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW termasuk amalan mulia. Di tempat yang dibacakan Maulid, para malaikat akan mengelilingi dan memohonkan rahmat untuk mereka yang hadir.

Selain itu, bersedekah dan memperbanyak kebaikan sosial menjadi salah satu bentuk meneladani akhlak Rasulullah. Memberi makan orang miskin, membantu tetangga, dan menyebarkan senyum adalah jejak nyata dari ajaran beliau.

Rabiul Awal juga menjadi bulan untuk merenung dan memperkuat komitmen menjalani hidup sesuai ajaran Rasulullah SAW. Ia mengajarkan bahwa agama bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga kepedulian sosial, akhlak mulia, dan keteladanan dalam setiap aspek kehidupan.

Sayyid Muhammad ibn Alawi Al Maliki dalam adz-Dzakhâir al-Muhammadiyyah menjelaskan, Nabi Muhammad tidak dimuliakan karena lahir di bulan Rabiul Awal. Justru Rabiul Awal menjadi mulia karena beliau lahir di dalamnya.

Itulah sebabnya, setiap tahun umat Islam memuliakan bulan ini dengan penuh syukur dan cinta. Bukan sekadar mengenang, tetapi menghidupkan kembali cahaya kenabian dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Wallohu`alam

 
KEYWORD :

Bulan Rabiul Awal Kelahiran Nabi Muhammad Bulan Mulud Rabiul Awal 2025




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :