Senin, 25/08/2025 00:41 WIB

Asal Usul Bulan Rabiul Awal, Bulan Kelahiran dan Wafatnya Nabi Muhammad

Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriyah yang memiliki tempat istimewa dalam hati umat Islam. Selain dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Rabiul Awal juga menyimpan jejak sejarah yang menarik, termasuk terkait asal-usul penamaannya.

Ilustrasi - bulan Rabiul Awal (Foto: tribunnews)

Jakarta, Jurnas.com - Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriyah yang memiliki tempat istimewa dalam hati umat Islam. Selain dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Rabiul Awal juga menyimpan jejak sejarah yang menarik, termasuk terkait asal-usul penamaannya.

Dikutip dari berbagai sumber, Rabiul Awal memiliki sejarah penamaan yang erat kaitannya dengan budaya dan kondisi alam Arab pra-Islam. Kata rabi’ dalam bahasa Arab sendiri cukup kompleks, bisa berarti musim semi, namun juga kerap dimaknai sebagai musim gugur oleh sebagian masyarakat Arab.

Perbedaan pemaknaan itu muncul karena kondisi geografis yang beragam di kawasan Arab. Di satu daerah, tumbuhnya bunga dan turunnya hujan dianggap sebagai ciri musim semi, sementara di tempat lain justru disebut musim gugur.

Dua bulan setelah Safar kemudian dinamai Rabiul Awal dan Rabiul Akhir. Ini karena keduanya berlangsung pada masa transisi antara dua musim tersebut, saat orang-orang Arab biasa membangun atau mendiami rumah musimannya.

Agar tak rancu dengan rabi’ yang bermakna musim, orang Arab membedakannya dalam penggunaan sehari-hari. Mereka menambahkan kata “syahr” atau bulan, sehingga menjadi syahr Rabi’ al-Awwal dan syahr Rabi’ al-Akhir.

Sejarawan Jawwad Ali dalam karyanya al-Mufasshal fi Tarikhil Arab qablal Islam menyebut bahwa nama Rabi’ muncul dari tradisi orang Arab yang menetap di rumah semi permanen pada waktu itu. Tradisi ini berkembang karena bulan tersebut lazimnya menawarkan cuaca yang lebih bersahabat.

Sementara itu, ilmuwan Muslim abad pertengahan, al-Biruni, menafsirkan penamaan Rabiul Awal dari sisi gejala alam. Dalam kitab al-Atsar al-Baqiyah, ia menyebut bahwa di daerah tempat tinggalnya, saat bunga bermekaran dan hujan turun ringan, masyarakat menyebutnya musim gugur, namun bagi orang Arab kondisi serupa justru disebut musim semi.

Dalam konteks spiritual, bulan ini justru menjadi simbol kehidupan baru. Sebab pada tanggal 12 Rabiul Awal, Nabi Muhammad SAW lahir dan membawa risalah yang kemudian menyuburkan dunia yang saat itu tengah gersang secara moral.

Kelahiran Rasulullah SAW di tengah padang pasir pada bulan yang penuh hujan dan mekarnya bunga, menjadi tanda kebangkitan peradaban. Umat Islam kemudian mengenangnya setiap tahun sebagai bentuk cinta dan penghormatan terhadap pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Namun, Rabiul Awal bukan hanya bulan kelahiran Rasulullah. Dalam bulan ini pula, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah setelah berhijrah dari Makkah, menandai babak baru dalam sejarah dakwah Islam.

Tiba di Madinah, beliau disambut penuh suka cita oleh penduduk setempat. Peristiwa itu menjadi awal terbentuknya masyarakat Islam yang lebih terorganisir dan terbuka.

Tak lama setelah itu, Nabi mendirikan Masjid Quba di sebuah desa kecil di pinggir Madinah. Masjid ini kemudian dikenal sebagai masjid pertama dalam sejarah Islam, yang hingga kini masih berdiri dan menjadi saksi penting perjalanan dakwah Nabi.

Rangkaian peristiwa di bulan ini pun ditutup dengan duka. Rasulullah SAW wafat pada tanggal yang sama dengan hari kelahirannya, yakni 12 Rabiul Awal, di usia 63 tahun.

Perpaduan antara kelahiran, hijrah, pembangunan masjid, hingga wafatnya Nabi di bulan yang sama, memperkuat makna spiritual Rabiul Awal. Bulan ini menjadi pengingat bahwa dari tanah yang kering dan tandus bisa tumbuh peradaban yang subur jika dipandu oleh wahyu.

Merujuk pada Kalender Hijriah Kementerian Agama Republik Indonesia, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada 25 Agustus 2025. Itu berarti, 12 Rabiul Awal yang diperingati sebagai Maulid Nabi bertepatan dengan hari Jumat, 5 September 2025.

Karena dalam penanggalan Islam pergantian hari dimulai setelah Maghrib, maka 1 Rabiul Awal 1447 H dimulai sejak 24 Agustus 2025 petang, dan malam Maulid Nabi dimulai sejak Kamis petang, 4 September. Momen ini biasanya diperingati umat Islam di berbagai daerah dengan pembacaan shalawat, kajian sirah Nabawiyah, hingga aksi sosial.

Melalui bulan ini, umat Islam diingatkan akan pentingnya meneladani sosok Nabi Muhammad SAW tidak hanya pada hari kelahirannya. Melainkan dalam setiap langkah kehidupan, seperti beliau membawa cahaya di tengah gelapnya zaman, Rabiul Awal menjadi cahaya di antara waktu-waktu yang berlalu dan yang akan datang. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Bulan Rabiul Awal Kelahiran Nabi Muhammad Bulan Mulud Rabiul Awal 2025




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :