Minggu, 24/08/2025 23:10 WIB

Amankah Konsumsi Jahe Setiap Hari? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jahe telah lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional, mulai dari mengatasi masuk angin hingga meredakan mual. Kini, manfaatnya juga semakin mendapat dukungan dari penelitian ilmiah modern.

Gambar jahe (Foto: Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Jahe telah lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional, mulai dari mengatasi masuk angin hingga meredakan mual. Kini, manfaatnya juga semakin mendapat dukungan dari penelitian ilmiah modern.

Namun di balik berbagai khasiatnya, muncul pertanyaan penting: apakah konsumsi jahe setiap hari benar-benar aman bagi tubuh? Mengingat jahe kerap digunakan tidak hanya sebagai bumbu, tapi juga sebagai suplemen harian.

Dikutip dari laman Science Alert, penelitian menunjukkan bahwa jahe mengandung senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan. Kedua senyawa ini berperan dalam meredakan nyeri, menurunkan peradangan, dan mendukung sistem imun.

Efek ini turut menjelaskan mengapa jahe sering direkomendasikan untuk mengatasi mual, termasuk pada ibu hamil dan pasien kemoterapi. Beberapa studi juga menyebutkan kemampuannya dalam mengurangi nyeri otot, nyeri haid, dan kekakuan sendi.

Selain itu, konsumsi rutin jahe diketahui dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan menstabilkan gula darah. Bagi penderita diabetes tipe 2, jahe juga diyakini dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Meski begitu, konsumsi jahe tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Batas aman yang disarankan bagi orang dewasa adalah maksimal empat gram per hari.

Jika dikonsumsi melebihi batas tersebut, jahe bisa menimbulkan efek samping seperti mulas, perut kembung, diare, atau iritasi pada mulut dan tenggorokan. Efek ini biasanya bersifat ringan, namun tetap perlu diwaspadai.

Kondisi medis tertentu juga dapat memperbesar risiko jika jahe dikonsumsi setiap hari tanpa pengawasan. Misalnya, pada orang yang menggunakan obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin.

Jahe memiliki sifat yang dapat meningkatkan aliran darah, sehingga berpotensi memperbesar risiko perdarahan jika dikombinasikan dengan obat-obatan tersebut. Hal serupa juga berlaku bagi penderita tekanan darah rendah atau yang sedang mengonsumsi obat diabetes.

Bagi ibu hamil, jahe memang sering digunakan untuk meredakan mual di trimester pertama. Namun penggunaan dalam dosis tinggi tetap harus dikonsultasikan dengan dokter, karena setiap kondisi kehamilan berbeda.

Suplemen jahe juga memerlukan perhatian khusus, terutama karena kandungan zat aktifnya cenderung lebih tinggi daripada jahe segar. Tanpa pengawasan medis, penggunaannya bisa menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan dengan obat-obatan tertentu.

Di sisi lain, konsumsi jahe dalam bentuk alami seperti dalam masakan atau teh umumnya dianggap aman. Bahkan, mengonsumsi jahe secara rutin dalam bentuk ini bisa menjadi cara sederhana untuk menjaga kesehatan.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan respon tubuh setelah mengonsumsi jahe setiap hari. Jika muncul keluhan yang tidak biasa, sebaiknya hentikan sementara dan konsultasikan dengan tenaga medis.

Dengan kata lain, konsumsi jahe harian dapat menjadi kebiasaan sehat bila dilakukan secara bijak dan sesuai kebutuhan tubuh. Namun seperti halnya zat alami lainnya, efeknya bisa berbeda pada setiap individu.

Sebelum menjadikan jahe sebagai rutinitas harian, ada baiknya memahami kondisi kesehatan pribadi dan mempertimbangkan saran medis jika sedang mengonsumsi obat atau memiliki riwayat penyakit tertentu. Pendekatan ini akan memastikan manfaat jahe tetap maksimal tanpa menimbulkan risiko tambahan. (*)

KEYWORD :

Jahe Manfaat konsumsi jahe Kesehatan Tubuh Anti Inflamasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :