
Gambar jahe (Foto: Unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Jahe (Zingiber officinale) bukan hanya bumbu dapur yang menghangatkan sup dan teh. Di balik rasanya yang khas, tersimpan potensi besar untuk kesehatan tubuh. Berbagai penelitian ilmiah mulai mengonfirmasi manfaat yang selama ini dipercaya oleh pengobatan tradisional.
Berbagai studi menunjukkan bahwa jahe dapat membantu meredakan mual, mengurangi peradangan, hingga mendukung kesehatan jantung dan otak. Berikut lima manfaat utama jahe yang telah diteliti secara ilmiah menurut Dipa Kamdar, Dosen Senior Praktik Farmasi, Kingston University dalam The Conversatian dilansir Science Alert.
1. Meredakan Mual
Sejumlah uji klinis menunjukkan bahwa jahe efektif mengurangi rasa mual dan muntah, terutama jika dibandingkan dengan plasebo. Bahkan, NHS merekomendasikan konsumsi makanan atau teh berbahan jahe untuk meredakan mual ringan.
Jahe sangat membantu untuk mual selama kehamilan, dan dianggap aman dalam dosis kecil. Beberapa studi juga menunjukkan manfaatnya untuk mual akibat kemoterapi, meskipun hasilnya masih bervariasi untuk mabuk perjalanan dan mual pasca-operasi.
Diperkirakan jahe bekerja dengan menghambat reseptor serotonin, serta memengaruhi sistem pencernaan dan saraf pusat. Selain itu, jahe juga dapat mengurangi gas dan kembung.
Mengapa Pilates Semakin Digemari Anak Muda?
2. Efek Anti-Inflamasi
Jahe kaya akan senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa suplemen jahe dapat menekan aktivitas neutrofil, yaitu sel darah putih yang sering terlalu aktif pada penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan sindrom antifosfolipid.
Neutrofil ini memproduksi NETs (neutrophil extracellular traps), struktur jaring yang biasanya berfungsi melawan patogen. Namun, jika berlebihan, NETs justru memperburuk peradangan. Dalam studi tersebut, konsumsi jahe setiap hari selama seminggu berhasil mengurangi pembentukan NETs secara signifikan.
Meski penelitian ini menggunakan suplemen, manfaat jahe segar atau teh masih perlu diteliti lebih lanjut. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa jahe berpotensi membantu penderita kondisi autoimun secara alami.
Selain itu, sifat antimikroba pada jahe juga mendukung kekebalan tubuh, menjadikannya populer sebagai obat rumahan untuk flu dan radang tenggorokan.
3. Meredakan Nyeri
Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat membantu mengurangi nyeri dan kekakuan pada penderita osteoartritis, terutama pada tahap awal. Namun, hasilnya masih bervariasi antar individu.
Dalam kasus nyeri otot, satu studi menemukan bahwa konsumsi dua gram jahe per hari selama 11 hari membantu mengurangi rasa sakit setelah olahraga.
Jahe juga efektif untuk nyeri haid. Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan efeknya setara dengan obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen.
Diperkirakan, jahe bekerja dengan menghambat senyawa penyebab peradangan, serta mengganggu transmisi sinyal nyeri di sistem saraf.
4. Mendukung Kesehatan Jantung dan Diabetes
Jahe dapat membantu menurunkan beberapa faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kadar gula darah.
Sebuah tinjauan dari 26 studi klinis menemukan bahwa suplemen jahe mampu menurunkan trigliserida, kolesterol total, dan LDL ("kolesterol jahat"), sekaligus meningkatkan HDL ("kolesterol baik"). Tekanan darah juga cenderung membaik.
Bagi penderita diabetes tipe 2, konsumsi jahe 1–3 gram per hari selama 4–12 minggu terbukti meningkatkan kontrol gula darah dan kadar kolesterol.
Manfaat ini mungkin berasal dari peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan penyerapan glukosa, serta pengurangan stres oksidatif. Efek anti-inflamasi jahe juga berperan dalam perlindungan jantung.
Beberapa studi awal juga menunjukkan bahwa jahe mungkin bermanfaat untuk kesehatan seksual, terutama karena efeknya pada aliran darah, hormon, dan stres oksidatif. Meski data pada manusia masih terbatas, penggunaan jahe sebagai afrodisiak sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional.
5. Mendukung Kesehatan Otak dan Potensi Antikanker
Penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam jahe dapat melindungi sel otak dari kerusakan oksidatif, salah satu faktor risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Sementara itu, studi laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak jahe mampu memperlambat pertumbuhan beberapa jenis sel kanker. Namun, hasil ini masih bersifat in-vitro dan perlu dikaji lebih lanjut pada manusia.
Adakah Efek Samping Jahe?
Secara umum, jahe aman dikonsumsi dalam bentuk makanan atau minuman. Namun, konsumsi lebih dari 4 gram per hari dapat menyebabkan efek samping ringan seperti mulas, diare, atau iritasi mulut.
Beberapa kelompok perlu berhati-hati ialah pengguna obat pengencer darah (misalnya warfarin atau aspirin), penderita diabetes atau tekanan darah rendah (karena jahe bisa meningkatkan efek obat), serta ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dulu sebelum konsumsi dosis tinggi. (*)
KEYWORD :Jahe Manfaat jahe Kesehatan Tubuh Anti Inflamasi