
Ilustrasi - bulan Rabiul Awal (Foto: tribunnews)
Jakarta, Jurnas.com - Bulan Rabiul Awal dikenal sebagai bulan yang istimewa bagi umat Islam, karena pada tanggal 12 Rabiul Awal diyakini sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tahun Gajah.
Lebih dari sekadar bulan kelahiran Rasulullah, nama Rabiul Awal sendiri memiliki arti khusus. Dalam sejumlah literatur klasik Islam, dijelaskan bahwa penamaan bulan ketiga dalam kalender Hijriah ini menyimpan makna mendalam yang sarat sejarah dan nilai spiritual.
Menurut kitab al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir, penamaan “Rabi‘ul Awwal” berasal dari kata Rabi‘ yang berarti musim semi, dan Awwal yang berarti pertama.
Pada masa pra-Islam, masyarakat Arab menandai bulan ini sebagai awal musim semi, ketika padang pasir mulai menghijau dan hewan ternak mendapatkan makanan berlimpah.
Kondisi alam tersebut menjadi dasar penamaan bulan, sebagaimana halnya bulan-bulan lain dalam penanggalan Hijriah yang juga merujuk pada musim dan keadaan sosial masyarakat saat itu.
Hal serupa juga disebutkan dalam Tarikh al-Ya‘qubi, karya sejarawan Muslim abad ke-9, Ahmad bin Abi Ya‘qub.
Dalam catatannya, nama-nama bulan Arab termasuk Rabiul Awal diwariskan turun-temurun sejak zaman Jahiliyah, kemudian dipertahankan hingga masuknya Islam.
Rabiul Awal menandai fase awal kesuburan setelah musim kemarau panjang, sehingga menjadi bulan yang penuh harapan dan kehidupan baru.
Selain faktor alamiah, para ulama menekankan bahwa bulan ini semakin istimewa karena lahirnya Rasulullah SAW.
Imam As-Suyuthi dalam kitab al-Khasa’is al-Kubra menulis bahwa kelahiran Nabi di bulan Rabiul Awal membawa cahaya dan rahmat bagi seluruh alam, menjadikan bulan ini tidak hanya penting dari sisi penamaan, tetapi juga dari dimensi spiritual.
KEYWORD :Info Keislaman Rabiul Awal Asal-usul Sejarab