
Ilustrasi - Mengenal Ascariasis, Infeksi Cacing Gelang yang sering merenggut nyawa balita (Foto: Alomedika)
Jakarta, Jurnas.com - Telur cacing gelang biasanya terdapat pada tanah yang terkontaminasi tinja manusia. Karena itu, seseorang berisiko terkena ascariasis bila bersentuhan dengan tanah yang tercemar atau tidak mencuci tangan setelahnya.
Selain itu, mengonsumsi sayur maupun buah yang tidak dibersihkan dengan baik juga dapat menjadi sumber penularan penyakit ini.
Setelah masuk ke tubuh, telur akan menetas di usus lalu berubah menjadi larva. Dari usus, larva bergerak menuju paru-paru melalui aliran darah atau sistem getah bening.
Di paru-paru, larva bertahan selama 10 hingga 14 hari sebelum naik ke tenggorokan. Pada tahap ini, penderita biasanya batuk, sehingga larva bisa keluar bersama dahak atau tertelan kembali hingga masuk lagi ke usus.
Jika kembali ke usus, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa, baik jantan maupun betina. Cacing betina mampu tumbuh hingga 40 cm dengan diameter sekitar 6 mm serta menghasilkan hingga 200.000 butir telur setiap harinya.
Sebagian telur kemudian keluar bersama feses dan mencemari tanah, sementara sebagian lainnya kembali menetas, masuk ke paru-paru, lalu kembali lagi ke usus untuk melanjutkan siklus hidup. Proses siklus ini umumnya memakan waktu sekitar dua hingga tiga bulan.
Apabila tidak ditangani, cacing dewasa dapat bertahan hidup di tubuh manusia selama satu hingga dua tahun. Selama periode tersebut, akan terus ada telur baru dan cacing dewasa yang tumbuh, sehingga infeksi ascariasis dapat berlangsung lama dan berulang.
Ascariasis Balita Penyebab Telur cacing