
Mendikdasmen Abdul Mu`ti (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, menekankan pentingnya bergotong royong dalam upaya bersama meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan V Tahun 2025 beryajuk `Strategi Pengembangan Kemitraan untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan` di Jakarta, pada Kamis (21/8) kemarin.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemdikdasmen ini dirancang untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan strategis para pejabat, agar mampu menghasilkan kebijakan yang inovatif, kolaboratif, dan berdampak nyata bagi pendidikan nasional.
Para peserta terbagi dalam dua kelompok yang sejak awal pelatihan menyusun kajian strategis. Mereka kemudian memaparkan hasilnya pada sesi akhir di hadapan Menteri Abdul Mu’ti pada kesempatan ini.
Menanggapi paparan para peserta, Menteri Abdul Mu’ti menekankan pentingnya melihat persoalan pendidikan dari beragam sudut pandang serta menggali kekuatan lokal yang sudah dimiliki bangsa Indonesia.
Gotong royong sebagai sebuah nilai menurut Mendikdasmen perlu dimaknai sebagai sebuah gerakan bersama dan saling menguatkan di tengah masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Kita memiliki akar budaya yang kuat, yaitu gotong royong. Nilai ini sudah melembaga dalam masyarakat dan harus kita angkat kembali sebagai penguatan sekaligus benteng agar tradisi ini tidak tergerus zaman," kata Mendikdasmen.
"Peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Inisiatif masyarakat adalah kekuatan sejati yang harus kita dukung dan perkuat. Gotong royong inilah nilai dasar bangsa kita," dia menambahkan.
Selama 106 hari penyelenggaraan, peserta PKN Tingkat II telah menjalani rangkaian pembelajaran dengan metode blended learning yang mencakup sesi klasikal, studi lapangan, visitasi kepemimpinan nasional, hingga seminar policy brief.
Sejumlah tokoh nasional turut menjadi narasumber, di antaranya Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang menekankan pentingnya kepemimpinan strategis, Inspektur Jenderal Kemdikdasmen yang menegaskan integritas sebagai pilar utama pemimpin.
Juga, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas yang memaparkan arah kebijakan pendidikan nasional, serta Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 2016–2019, yang berbagi pengalaman mengenai kepemimpinan berbasis kewirausahaan.
Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatera Barat, Muslihuddin, salah satu peserta PKN II, menilai tema tahun ini sangat relevan dengan tugas sehari-hari.
Menurut dia, strategi kemitraan publik-swasta dan partisipasi masyarakat adalah kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan, meski di lapangan masih ada tantangan. Dia menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas pihak, baik internal lembaga maupun dengan pemerintah daerah, agar program pendidikan lebih inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Senada dengan itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) VI, Aisyah Endah Palupi, menyoroti pentingnya melihat pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
"Pendidikan tidak bisa hanya dipandang dari sisi ekonomi atau peluang kerja. Sejak jenjang paling dasar, sekolah harus menjadi sarana pembentukan karakter, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi fondasi bangsa," ujar Aisyah.
"Karena itu, perbaikan tata kelola, digitalisasi, dan kolaborasi lintas kementerian harus dimulai dari pendidikan dasar agar seluruh anak Indonesia mendapat layanan yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan," kata dia.
Kemdikdasmen menegaskan bahwa penyelenggaraan PKN Tingkat II Angkatan V tidak hanya menjadi agenda pelatihan, melainkan wujud nyata komitmen membangun birokrasi pendidikan yang profesional, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil.
KEYWORD :Mendikdasmen Abdul Mu`ti Pendidikan Bermutu untuk Semua