
Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) untuk membentuk generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkarakter harus terus dilakukan secara berkelanjutan, termasuk dengan menggandeng organisasi masyarakat (ormas).
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali, saat membuka acara yang diinisiasi oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) bertajuk Temu Komunitas Nasional untuk Penguatan Pendidikan Karakter, Kamis (21/8).
"Pendidikan karakter yang dapat diajarkan kepada anak-anak kita ataupun generasi muda saat ini, tentunya adalah pendidikan karakter yang kontekstual dan akrab dengan perkembangan teknologi saat ini," kata Arif 47 di depan peserta perwakilan organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, komunitas masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan media..
Arif Jamali mengatakan bahwa Kemdikdasmen telah menggulirkan program Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai salah satu upaya penguatan pendidikan karakter.
"Gerakan bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan sehat, dan bergizi, bermasyarakat, dan tidur cepat kiranya tidak hanya sebuah slogan, tetapi sebuah ajakan nyata untuk membiasakan pola hidup positif yang kelak akan membentuk generasi tangguh, unggul, dan berkeadaban," ujar Arif.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil, lembaga keagamaan, dan komunitas pendidikan, yang hadir dalam pertemuan ini.
"Kami meyakini bahwa penguatan karakter tidak dapat berjalan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, Puspeka terus berupaya memperkuat karakter melalui berbagai program yang melibatkan catur pusat pendidikan, yaitu satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media," kata Rusprita.
Perwakilan peserta juga menekankan komitmen kolaboratif tersebut. Lia Yulindaria dari LP Ma`arif NU PWNU Jawa Barat merasa senang kehormatan dilibatkan dalam program tersebut.
"Materi yang kami dapatkan mampu memperkuat kami selaku komunitas pendidikan untuk mengetahui bagaimana arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat karakter murid," kata Lia.
Sebagai informasi, peserta Temu Komunitas Nasional untuk Penguatan Pendidikan Karakter mendapatkan materi mengenai 1) Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat; 2) Lingkungan Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menggembirakan; serta 3) Satuan Pendidikan yang Inklusif dan Berkebinekaan.
Selain itu, peserta juga akan berdiskusi mengenai potensi kolaborasi lintas organisasi dan komunitas di bidang penguatan karakter, sehingga hasil pertemuan ini tidak hanya berhenti pada pemahaman materi, tetapi juga membuka ruang sinergi nyata dalam implementasi penguatan karakter bagi seluruh murid di Indonesia.
KEYWORD :Pendidikan Karakter Kemdikdasmen Organisasi Masyarakat