
Ilustrasi cacing yang menginfeksi manusia (Foto: RRI)
Jakarta, Jurnas.com - Infeksi cacing nampaknya masih menjadi persoalan kesehatan yang sering diremehkan, padahal dampaknya bisa sangat serius. Dari gangguan ringan di pencernaan hingga komplikasi di organ vital, cacing parasit diam-diam bisa mengancam nyawa manusia.
Di berbagai daerah dengan sanitasi yang buruk, penularan parasit ini sering kali terjadi tanpa disadari. Anak-anak, ibu hamil, hingga pekerja lapangan menjadi kelompok paling rentan.
Ada banyak jenis cacing parasit yang bisa hidup di tubuh manusia. Berikut lima jenis yang paling umum menginfeksi manusia, lengkap dengan karakteristik dan bahayanya, yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
Cacing ini adalah penyebab penyakit ascariasis, dan merupakan infeksi cacing paling umum di dunia. Telurnya masuk ke tubuh lewat makanan atau tangan yang terkontaminasi tanah yang mengandung feses manusia.
Begitu masuk, cacing ini menetas di usus, lalu berpindah ke paru-paru sebelum kembali lagi ke saluran cerna. Dalam kasus berat, cacing bisa tumbuh hingga 40 cm dan menyebabkan penyumbatan usus atau gangguan pernapasan.
2. Ancylostoma duodenale & Necator americanus (Cacing Tambang)
Cacing tambang masuk ke tubuh manusia melalui kulit, biasanya lewat telapak kaki yang bersentuhan langsung dengan tanah tercemar. Dari sana, mereka berpindah ke paru-paru dan akhirnya menetap di usus halus.
Infeksi ini bisa menyebabkan anemia berat karena cacing menghisap darah dari dinding usus. Gejalanya antara lain kelelahan ekstrem, kulit pucat, dan sesak napas.
3. Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)
Cacing ini paling sering menginfeksi anak-anak, dan ditandai dengan rasa gatal hebat di area anus, terutama pada malam hari. Penularannya sangat mudah, biasanya melalui kuku, mainan, atau benda yang terkontaminasi telur cacing.
Meski tidak berbahaya secara fatal, infeksi ini mengganggu tidur dan konsentrasi anak. Jika tidak ditangani, infeksi bisa berulang-ulang dalam satu rumah tangga.
4. Taenia spp. (Cacing Pita)
Cacing pita berasal dari konsumsi daging sapi atau babi yang dimasak tidak matang dan mengandung larva cacing. Setelah masuk, cacing ini bisa tumbuh hingga beberapa meter di dalam usus manusia.
Jenis tertentu seperti Taenia solium bahkan bisa menyebabkan neurocysticercosis, yaitu larva cacing berpindah ke otak dan memicu kejang atau gangguan neurologis. Kondisi ini termasuk kasus medis serius yang dapat berujung pada kematian.
5. Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Cacing hati biasanya masuk melalui konsumsi sayuran air seperti selada air yang tidak dicuci bersih. Setelah masuk, cacing ini menuju hati dan saluran empedu, lalu menyebabkan infeksi yang disebut fascioliasis.
Penderita bisa mengalami demam, nyeri perut bagian kanan atas, hingga pembesaran hati. Jika tidak ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan hati permanen.
Waspadai Penularannya, Cegah Sejak Dini
Kelima jenis cacing ini memiliki cara penularan yang berbeda, namun hampir semuanya terkait erat dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan. Cuci tangan, konsumsi makanan matang, dan penggunaan alas kaki adalah langkah pencegahan dasar yang sangat efektif.
Infeksi cacing bisa tampak ringan di awal, tapi pada kasus tertentu dapat berkembang menjadi kondisi medis serius. Karena itu, penting untuk melakukan pengobatan rutin dan tidak menganggap remeh gejala yang muncul.
Jika mengalami gejala seperti gatal di anus, sakit perut terus-menerus, atau cacing terlihat di feses, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan dini bisa mencegah komplikasi dan melindungi keluarga dari penularan lanjutan. (*)
KEYWORD :Jenis cacing parasit infeksi cacing cacing gelang Gejala infeksi cacing