
Ilustrasi sedang mendengarkan musik (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Jakarta, Jurnas.com - Musik selama ini dikenal mampu mencerahkan suasana hati, membuat aktivitas berat terasa lebih ringan. Namun, studi terbaru dari UCLA mengungkap bahwa musik juga berperan penting dalam menguatkan memori—asal menimbulkan respons emosional yang tepat.
Menariknya, efek musik pada daya ingat tidak bergantung pada apakah lagu itu ceria, sedih, atau familiar. Profesor Stephanie Leal menyatakan, yang paling menentukan adalah seberapa besar emosi yang dirasakan saat mendengarkan musik tersebut.
Penelitian ini melibatkan peserta yang melihat serangkaian gambar benda sehari-hari sebelum mendengarkan musik klasik selama sepuluh menit. Setelah itu, peserta diuji untuk mengingat detail gambar yang sama, mirip, atau baru, sekaligus diminta mengukur respon emosional mereka terhadap musik.
Hasilnya menunjukkan bahwa musik tidak selalu meningkatkan memori secara keseluruhan. Namun, ketika musik memicu tingkat emosi yang pas, peserta mampu mengenali detail gambar dengan lebih baik.
Fenomena ini berkaitan dengan dua jenis memori, yakni ingatan inti dan ingatan detail. Jika respons emosional terlalu tinggi atau rendah, ingatan akan cenderung hanya menangkap gambaran umum saja, bukan detailnya.
Sebaliknya, berada di “zona emosional tengah” mampu memperkuat ingatan detail. Kondisi ini masuk akal, karena emosi yang terlalu kuat bisa membebani otak, sementara emosi yang terlalu lemah membuat perhatian menurun.
Potensi aplikasi dari temuan ini sangat luas, terutama dalam pendidikan dan terapi. Mendengarkan musik dengan emosi yang sesuai setelah belajar dapat membantu mempertajam ingatan faktual, sedangkan musik yang terlalu emosional justru dapat mengganggu proses tersebut.
Selain itu, musik juga memengaruhi hippocampus, area otak yang mengubah pengalaman menjadi memori. Profesor Leal menilai, pemahaman ini membuka peluang mengembangkan terapi untuk memperbaiki atau mengurangi ingatan sesuai kebutuhan klinis.
Dalam konteks penyakit seperti Alzheimer, kecemasan, dan PTSD, terapi musik berpotensi membantu pasien mengingat inti pengalaman tanpa terjebak pada trauma detail. Namun, tingkat respons emosional yang ideal berbeda untuk setiap individu.
Karena itu, riset ke depan berfokus pada terapi musik yang dipersonalisasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Musik yang murah, mudah diakses, dan non-invasif ini dianggap dapat menjadi alat efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Namun, keberlanjutan riset ini sangat bergantung pada dukungan dana penelitian, terutama dalam pengembangan pengobatan personal untuk penyakit degeneratif. Jika dukungan terhenti, peluang menemukan terapi efektif berbasis musik akan semakin kecil.
Secara keseluruhan, musik bukan hanya pengiring suasana, melainkan alat emosional yang mampu mengasah daya ingat dan mendukung proses penyembuhan. Studi lengkap ini dipublikasikan di jurnal JNeurosci, menegaskan potensi besar musik dalam bidang neurologi dan psikologi. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Musik Daya Ingat Pemicu Emosi Manfaat mendengarkan musik