
Peserta O2SN Diksus 2025 (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Pendidikan Khusus (O2SN Diksus) resmi bergulir pada Selasa (19/8), dalam pembukaan yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) bersama Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) dan Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Barat.
Terdapat empat cabang olahraga yang diperlombakan tahun ini, yaitu Atletik putri sebanyak 30 peserta; Bulutangkis tunggal putra 21 peserta; Bocce putra berjumlah 31 peserta; Bocce putri sejumlah 33 peserta; dan Tenis Meja putra sebanyak delapan peserta.
Cabang-cabang olahraga tersebut dipilih sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus, serta merujuk pada pedoman nasional penyelenggaraan O2SN Diksus 2025.
Kepala Puspresnas, Maria Veronica Irene Herdjiono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa O2SN Diksus bukan sekadar ajang perlombaan olahraga, melainkan wadah pembinaan, pengembangan, dan aktualisasi diri bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
"Kami ingin memberikan kesempatan yang setara bagi mereka untuk menunjukkan bakat, keterampilan, dan semangat juang dalam bidang olahraga," ujar Maria dalam pembukaan O2SN yang dihadiri oleh 123 peserta didik dari berbagai satuan pendidikan khusus dan sekolah inklusif yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia.
Lebih lanjut, dia menyebut anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki potensi luar biasa yang perlu difasilitasi melalui ruang yang tepat, dukungan yang tulus, dan pembinaan berkelanjutan.
O2SN Diksus diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai sportivitas, disiplin, kerja keras, dan saling menghargai yang akan membentuk pribadi tangguh dan percaya diri.
"Puspresnas bersama BPTI dan BBGTK Provinsi Jawa Barat senantiasa berkomitmen untuk mendukung lahirnya generasi emas Indonesia, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Setiap anak adalah talenta bangsa yang harus diberi kesempatan yang sama untuk meraih mimpi dan prestasi," dia menambahkan.
Maria juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan O2SN Diksus, mulai dari panitia, juri, guru, pendamping, hingga orang tua peserta didik.
Sementara itu, perwakilan Dinas Pendidikan Sumatra Selatan, Herza, mengatakan pihaknya terus memberikan dukungan dan melakukan koordinasi sejak tahap persiapan, pendaftaran, hingga pelaksanaan Olimpiade.
Menurut dia, dinas memastikan seluruh persyaratan yang dibutuhkan peserta dapat terpenuhi dengan baik, sekaligus mendampingi mereka dalam setiap proses, termasuk memenuhi kebutuhan peserta.
"Harapannya, ke depan kami dapat mengirimkan lebih banyak lagi peserta, karena tahun ini hanya ada 24 atlet yang bertanding pada empat cabang olahraga, sementara satu cabang yakni tenis meja belum ada atletnya," ujar Herza.
Senada dengan hal itu, pendamping Kontingen Provinsi Riau sekaligus Guru SLBN Rokanhulu, Bambang Edi Kusworo, menjelaskan bahwa tahun ini Provinsi Riau mengirimkan empat peserta pada O2SN Diksus 2025, salah satunya mengikuti cabang olahraga bulutangkis.
Edi menuturkan bahwa berbeda dari provinsi lain, salah satu peserta dari Riau yang merupakan tuna daksa tetap mampu bertanding meski tidak bisa berjalan dan menggunakan lutut untuk bermain bulutangkis.
"Saya berharap melalui O2SN, kemampuan dan pengembangan anak-anak berkebutuhan khusus dalam bidang olahraga dapat terus meningkat," kata Edi.
Di sisi lain, orang tua dari salah satu peserta, Riffat Faiq Ramadhani, yakni Tuki, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena sang anak terpilih menjadi perwakilan Kontingen Provinsi Banten dalam O2SN Diksus.
"Kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan, karena anak saya yang memiliki keterbatasan (down syndrome) dapat mengikuti olimpiade olahraga. Alhamdulillah, anaknya mudah diarahkan sejak persiapan hingga mengikuti latihan Bocce," kata Tuki dengan penuh senyum.
Penyelenggaraan O2SN Diksus 2025 diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet muda berbakat dari kalangan siswa berkebutuhan khusus yang dapat berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
KEYWORD :Kemdikdasmen O2SN Diksus 2025 Siswa Berkebutuhan Khusus