
Ilustrasi nyamuk betina sedang mengisap darah (Foto: Pexels/Jimmy Chan)
Jakarta, Jurnas.com - Nyamuk dikenal sebagai pengisap darah hingga penyebab penular penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria, dan zika. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya, hanya nyamuk betina yang mengisap darah? Pernahkah kita bertanya: kenapa hanya nyamuk betina yang mengisap darah, bukan jantan? Jawabannya ternyata bukan sesederhana soal reproduksi.
Dikutip dari laman Minnpost, secara umum, memang benar bahwa hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Mereka memerlukan darah untuk memperoleh protein dan zat gizi tertentu yang digunakan untuk memproduksi dan mengembangkan telur. Tanpa darah, proses bertelur mereka bisa terganggu atau bahkan gagal total.
Sementara itu, nyamuk jantan tidak memiliki kebutuhan ini. Mereka bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi nektar, cairan tumbuhan, atau zat gula alami dari lingkungan sekitar. Bahkan secara fisik, nyamuk jantan tidak dibekali alat untuk menggigit. Belalai (proboscis) mereka tidak cukup kuat atau tajam untuk menembus kulit manusia maupun hewan.
Namun, sains terus berkembang. Penelitian terbaru dari University of Cincinnati mengungkap bahwa darah mungkin bukan hanya dibutuhkan untuk proses reproduksi. Dalam kondisi ekstrem seperti musim kering atau kekurangan air, nyamuk betina ternyata bisa mengisap darah untuk bertahan hidup. Mereka memanfaatkannya sebagai sumber hidrasi.
Temuan ini membuka kemungkinan baru. Nyamuk betina yang biasanya menggigit hanya untuk bertelur, ternyata bisa melakukannya juga untuk sekadar mengatasi dehidrasi. Artinya, potensi penyebaran penyakit bisa berlangsung lebih lama dari yang diduga sebelumnya, bahkan saat musim hujan belum tiba.
Apalagi, menurut data dari Minnesota Department of Health, nyamuk penyebar penyakit cenderung paling aktif pada Juli hingga Oktober. Pada masa itu, suhu dan kelembaban mendorong aktivitas nyamuk meningkat tajam, sekaligus meningkatkan risiko penularan penyakit.
Secara ilmiah, nyamuk betina dilengkapi sistem biologis yang sangat kompleks. Mulai dari alat sensor panas yang bisa mendeteksi tubuh manusia dalam gelap, hingga enzim bius yang membuat sengatannya nyaris tak terasa saat terjadi. Bahkan, ia memiliki pisau mikroskopis di belalainya yang secara presisi melukai kulit, lalu menyedot darah dengan efisien.
Lebih mengejutkan lagi, tidak semua darah cocok untuk mereka. Nyamuk betina bisa memilih target berdasarkan aroma kulit, suhu tubuh, bahkan golongan darah. Itu sebabnya beberapa orang lebih sering digigit nyamuk dibanding orang lain dalam satu ruangan yang sama.
Fakta ini memberi gambaran bahwa nyamuk betina bukan hanya makhluk pengganggu, tapi juga makhluk hidup dengan sistem kerja yang luar biasa rumit. Bahkan di dunia teknologi modern, belum ada alat buatan manusia yang bisa meniru sensor panas dan sistem penghisap darah seefisien nyamuk. (*)
KEYWORD :Nyamuk Pengisap darah nyamuk betina