
Rektor Universitas Mercu Buana, Andi Adriansyah, dalam Pengukuhan Guru Besar Baru. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com - Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, keberlanjutan sumber daya, dan kesenjangan sosial, peran guru besar dituntut melampaui batas ruang kuliah. Itulah pesan utama dalam pengukuhan lima guru besar Universitas Mercu Buana (UMB) yang digelar di Kampus Meruya, Jakarta Barat, pada Selasa (19/8) mengukuhkan lima guru besar.
Dalam amanatnya, Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M. Eng., mengatakan momen pengukuhan Guru Besar ini disebut sebagai puncak pencapaian akademik, namun bukanlah akhir perjalanan.
“Justru di titik ini, tanggung jawab yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan, masyarakat, dan bangsa dimulai,” kata Andi Adriansyah.
Upacara pengukuhan Guru Besar tersebut dihadiri oleh Ketua LLDIKTI III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, S.E., M.A., Dr. Hadri Mulya, M.Si. (Anggota Pengawas Yayasan Menara Bhakti), Senat dan Para Wakil Rektor, Dekan dan jajarannya di lingkungan Universitas Mercu Buana, serta para undangan lainnya.
Guru besar, menurut Rektor UMB, harus menjadi mercu suar yang menerangi jalan di tengah samudra luas perkembangan ilmu pengetahuan. Lebih jauh, guru besar juga dituntut berperan sebagai penunjuk arah—seperti GPS—bagi generasi penerus, masyarakat, dan bangsa.
“Cahaya mercu suar itu tidak boleh hanya menyinari dunia akademik. Ilmu pengetahuan harus relevan, aplikatif, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk dalam menjawab isu-isu global seperti perubahan iklim, keberlanjutan sumber daya, dan kesenjangan sosial,” ujar Andi.
Rektor menegaskan, guru besar sejati bukan hanya penghasil teori, tetapi juga pembawa solusi. Karya mereka tidak boleh berhenti di jurnal bereputasi, melainkan perlu menembus batas kampus dan memberi dampak nyata di lapangan.
“Kita tidak boleh terjebak dalam kenyamanan menara gading yang memisahkan akademik dari realitas masyarakat. Ilmu pengetahuan yang tidak bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari akan kehilangan denyutnya,” kata Profesor Peneliti Robot Humanoid ini.
Kelima Guru Besar baru yang dikukuhkan itu, yaitu; Prof. Rizki Briandana, M.Comm., Ph.D. (Bidang Ilmu Media dan Komunikasi), Prof. Dr. Indra Siswanti, M.Si. (Bidang Ilmu Manajemen), Prof. Dr. Ratna Mappanyukki, M.Si. (Bidang Ilmu Audit), Prof. Dr. Dewi Nusraningrum, M.Si. (Bidang Ilmu Manajemen), dan Prof. Dr. Herry Agung Prabowo, M.MSc., Ph.D. (Bidang Ilmu Lean Manufacturing).
Mereka menambah Panjang daftar guru besar yang dimiliki oleh UMB menjadi 15 orang guru besar. UMB memiliki enam fakultas yang terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakutas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Psikologi dan Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Dari keenam fakultas tersebut tiga diantaranya memiliki program Doktor, yaitu Doktor Manajemen, Doktor Teknik Elektro dan Doktor Ilmu Komunikasi.
KEYWORD :Guru Besar Mercu Buana Agen Perubahan