Selasa, 07/10/2025 16:28 WIB

7 Pahlawan Muslimah yang Turut Mengukir Kemerdekaan Indonesia

Perempuan-perempuan ini membuktikan bahwa peran wanita Islam dalam sejarah bangsa tak sekadar pelengkap. Mereka adalah pelaku utama dalam membangun kesadaran kolektif tentang kemerdekaan, keadilan, dan martabat bangsa.

Gambar bendera Merah Putih berkibar saat momen Kemerdekaan Indonesia (Foto: Pexels/Teguh Setiawan)

Jakarta, Jurnas.com - Perjuangan kemerdekaan Indonesia tak hanya digerakkan oleh para pria bersenjata atau pemimpin politik di meja perundingan. Di balik kisah besar kemerdekaan, ada sosok-sosok perempuan Muslimah yang turut mengorbankan jiwa dan raga untuk kemerdekaan tanah air.

Meski hidup dalam masa di mana ruang gerak perempuan sangat terbatas, mereka hadir sebagai simbol keberanian, keikhlasan, dan kecerdasan. Ada yang mengangkat senjata, berdakwah, mendidik kaum perempuan, hingga menyuarakan perlawanan lewat pena dan pidato.

Perempuan-perempuan ini membuktikan bahwa peran wanita Islam dalam sejarah bangsa tak sekadar pelengkap. Mereka adalah pelaku utama dalam membangun kesadaran kolektif tentang kemerdekaan, keadilan, dan martabat bangsa.

Berikut tujuh pahlawan muslimah yang telah menorehkan jejak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Cut Nyak Dien

Dari tanah Aceh, nama Cut Nyak Dien bersinar sebagai simbol jihad dan keteguhan hati. Setelah gugurnya sang suami, Teuku Umar, ia memimpin langsung perlawanan terhadap Belanda. Dikenal teguh dalam iman dan pantang menyerah, Cut Nyak Dien mengajarkan semangat perjuangan sebagai bagian dari ibadah.

Cut Meutia

Masih dari wilayah yang sama, Cut Meutia juga menunjukkan bahwa perempuan mampu memimpin perlawanan bersenjata. Ia memimpin pasukan gerilya dan terus bertempur meski harus berpindah-pindah tempat. Keberaniannya menjadikannya ikon perempuan pejuang Islam yang menginspirasi generasi selanjutnya.

Nyai Ahmad Dahlan

Dalam jalur pendidikan dan sosial, Nyai Ahmad Dahlan menunjukkan bagaimana dakwah dan pemberdayaan perempuan dapat menjadi alat perjuangan. Ia mendirikan organisasi Aisyiyah, yang membuka ruang bagi perempuan untuk belajar, berpikir, dan berperan dalam membangun masyarakat—sesuatu yang sangat revolusioner di masanya.

Rahmah El Yunusiyyah

Dari Sumatera Barat, Rahmah El Yunusiyyah melahirkan sistem pendidikan modern bagi perempuan lewat Sekolah Diniyah Putri. Dengan pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam, ia membentuk generasi wanita Muslim yang cerdas, mandiri, dan sadar akan pentingnya kemerdekaan nasional.

Rasuna Said

Julukannya, “Singa Betina dari Minangkabau”, bukan tanpa alasan. Rasuna Said dikenal sebagai orator dan penulis yang tajam. Ia menyerukan perlawanan terhadap kolonial melalui pidato dan tulisan-tulisannya yang penuh semangat nasionalisme dan keislaman. Ia bahkan sempat dipenjara karena pidato politiknya yang menggugah.

Siti Walidah

Sebagai pendamping KH Ahmad Dahlan, Siti Walidah tidak hanya mendampingi, tetapi juga ikut memimpin. Ia memperkuat gerakan Aisyiyah sebagai wadah kaum perempuan untuk belajar, berdakwah, dan mengabdi bagi bangsa. Kiprahnya menjadikan Aisyiyah sebagai salah satu organisasi perempuan tertua dan paling berpengaruh di Indonesia.

Opu Daeng Risaju

Dari Sulawesi Selatan, Opu Daeng Risaju bangkit sebagai pejuang yang tak gentar menghadapi tekanan penjajah. Ia aktif dalam Partai Sarekat Islam Indonesia, menggelar dakwah, dan memimpin aksi-aksi perlawanan. Ia pun dipenjara oleh Belanda karena aktivitasnya, namun semangatnya tak pernah padam. (*)

KEYWORD :

Pejuang Pahlawan Wanita Muslimah Kemerdekaan Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :