
Ilustrasi - Asal Usul Kata OK, dari Lelucon Ruang Redaksi ke Bahasa Global (Foto: Pexels/Miguel Á. Padriñán)
Jakarta, Jurnas.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana asal kata “OK”? Dua huruf sederhana ini telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di hampir seluruh dunia. Kata “OK” terdengar di mana-mana, dari ruang obrolan daring hingga percakapan resmi antarnegara. Namun, tak banyak yang tahu bahwa asalnya bermula dari sebuah lelucon editorial di Boston pada tahun 1839.
Dilansir dari laman Earth, pada 23 Maret tahun itu, harian Boston Morning Post menulis “OK” sebagai singkatan dari “oll korrect”, ejaan sengaja salah dari “all correct”. Saat itu, permainan bahasa seperti ini sedang tren di kalangan jurnalis dan penulis.
Mereka gemar menciptakan kependekan dari frasa-frasa umum dengan ejaan yang disalahkan secara sengaja demi efek humor. Namun berbeda dengan yang lain, “OK” justru berhasil melewati masanya dan menjadi lebih dari sekadar lelucon.
Setelah kemunculan awalnya, “OK” mendapat tenaga baru dari arena politik. Kampanye Presiden Martin Van Buren mempopulerkannya lewat slogan “O.K. Clubs”, mengacu pada julukannya “Old Kinderhook”.
Media dan lawan politik ikut menggunakan istilah itu, baik untuk mendukung maupun mengejek. Paparan luas di surat kabar membuat “OK” cepat meresap dalam bahasa sehari-hari rakyat Amerika.
Popularitasnya juga didorong oleh fleksibilitas makna yang dimilikinya. “OK” bisa berarti persetujuan, pengakuan, atau sekadar tanda bahwa pesan diterima tanpa perlu respons panjang.
Selain mudah dipahami, kata ini juga multifungsi dalam tata bahasa. Ia dapat digunakan sebagai kata benda, kata kerja, kata sifat, bahkan interjeksi.
Dalam dunia komunikasi yang terus bergerak cepat, singkatan seperti “OK” menjadi aset. Di era telegram, radio, hingga pesan instan, dua huruf itu efisien dan tidak membingungkan.
Kemampuan beradaptasi ini membuatnya disukai editor, wartawan, dan pembaca. Kata ini tidak mengganggu ritme membaca dan bisa disisipkan di mana saja tanpa menimbulkan kerancuan.
Asal-usulnya sendiri ditelusuri secara ilmiah oleh Allen Walker Read, profesor bahasa di Columbia University. Dalam penelitian tahun 1960-an, ia memetakan perjalanan “OK” dari media cetak ke ranah publik secara sistematis.
Read juga membongkar banyak teori palsu yang beredar mengenai kata tersebut. Ia menunjukkan bahwa klaim seperti “OK” berasal dari kode telegraf, pelabuhan Haiti, atau bahasa Jerman tidak memiliki bukti tertulis sezaman.
Penelitiannya memperkuat konsensus bahwa Boston adalah titik mula yang paling kredibel. Dokumentasi asli dari 1839 menjadi dasar yang sulit dibantah oleh teori-teori spekulatif lainnya.
Seiring waktu, bentuk tulisannya pun bervariasi. Ada yang menulis “OK”, “O.K.”, atau “okay”, tergantung pada gaya editorial dan preferensi pribadi.
Linguistis mencatat bahwa pada awalnya “OK” diucapkan sebagai inisial, bukan kata. Namun perkembangan bahasa membuatnya lebih cair dan bisa dipakai dalam berbagai konteks.
Di percakapan sehari-hari, bahkan sering dipersingkat menjadi “K” saja. Hal ini menunjukkan betapa elastisnya “OK” sebagai simbol komunikasi modern.
Pengaruh “OK” bahkan terdengar dalam momen bersejarah umat manusia. Saat Neil Armstrong turun dari tangga modul Bulan pada 20 Juli 1969, suara dari pusat kendali NASA berkata, “Okay, Neil, we can see you coming down the ladder now.”
Momen itu menjadikan “OK” bagian dari siaran langsung paling bersejarah dalam eksplorasi luar angkasa. NASA juga kerap menggunakan versi “A-OK” untuk komunikasi teknis demi kejelasan dan efisiensi.
Keberadaannya yang konstan dalam situasi penting membuktikan bahwa “OK” lebih dari sekadar kata. Ia adalah alat komunikasi yang mampu menyederhanakan, menenangkan, dan mempercepat pemahaman.
Di era digital seperti sekarang, kita hidup dalam pusaran informasi dan keputusan cepat. “OK” menjadi tombol praktis yang menyelesaikan banyak hal tanpa membuat repot.
Editor Merriam-Webster bahkan menyebutnya sebagai “kata paling dikenal di dunia”. Dua huruf ini telah menembus batas bahasa dan budaya, menjadikannya simbol global yang tidak tergantikan.
Meski singkat, “OK” menyimpan cerita panjang tentang bahasa, budaya pop, politik, dan teknologi. Dan hingga kini, ia masih menjadi jawaban paling universal yang pernah kita miliki. (*)
KEYWORD :Asal Usul kata OK sejarah kata OK arti kata OK etimologi OK