
Ilustrasi serangan jantung (Foto: Pexels: Freestocks)
Jakarta, Jurnas.com - Ketika udara semakin panas dan kelembapan tinggi ikut menyelimuti, beban kerja jantung bisa meningkat secara dramatis. Analisis terbaru dari Dhaka, Bangladesh menunjukkan bahwa hari-hari yang sangat panas dan lembap dapat meningkatkan risiko kunjungan darurat akibat gangguan jantung hingga enam kali lipat dibandingkan hari panas dengan kelembapan yang rendah.
Tim riset dari Tulane University dan National Institute of Cardiovascular Diseases Bangladesh mencatat lebih dari 340.000 kunjungan ke unit gawat darurat terkait kondisi jantung selama periode musim panas 2014–2019, lalu menganalisis hubungan dengan data cuaca setempat.
Ditemukan bahwa panas saja—dengan suhu di atas 84 derajat Fahrenheit (sekitar 29 °C)—meningkatkan risiko kegawatdaruratan kardiovaskular sebesar 4,4 persen pada hari dengan kelembapan rendah. Namun ketika kelembapan relatif melebihi 82 persen, risiko ini melonjak hingga 26,7 persen, menghasilkan lonjakan dramatis yang cukup mengejutkan peneliti.
Lestari Moerdijat: Konsistensi Kebijakan di Sektor Lingkungan Harus Didukung semua Pihak
Kelembapan tinggi menghalangi penguapan keringat, yang membuat tubuh kesulitan mengatur suhu. Akibatnya, jantung harus memompa lebih keras untuk menjaga tubuh tetap dingin—suatu tekanan fisik dan fisiologis yang berbahaya, terutama bagi penderita penyakit jantung.
Peneliti berharap hasil ini memicu pembaruan kebijakan publik, agar peringatan cuaca ekstrem memasukkan elemen kelembapan sebagai indikator penting kesehatan. Selain itu, masyarakat perlu cegah risiko dengan tetap terhidrasi, menghindari aktivitas berat di luar ruangan, dan memanfaatkan ruang berpendingin saat kelembapan tinggi.
Studi ini mempertegas bahwa kelembapan bukan variabel pelengkap, melainkan elemen utama yang memperberat risiko kesehatan saat suhu ekstrem melanda. Dan di tengah pemanasan global yang terus berlangsung, penggunaan AC maupun strategi adaptasi kesehatan semakin penting untuk melindungi kelompok rentan. (*)
Sumber: Earth
Benarkah Sup Hangat Bisa Bantu Sembuhkan Flu?
Cuaca Ekstrem Serangan jantung Pemanasan global