
Legenda Chelsea, Claude Makelele (Foto: Sky Sports)
Jakarta, Jurnas.com - Dunia sepak bola tak hanya dihiasi gemerlap trofi dan sorotan prestasi, tetapi juga dilema pelik yang kerap dihadapi para pemain. Salah satu kisah yang masih membekas datang dari legenda gelandang bertahan Prancis, Claude Makelele.
Pada usia 35 tahun, Makelele disebut-sebut sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik dunia. Namun, di puncak kariernya bersama Chelsea, ia memilih untuk pensiun dari tim nasional Prancis.
Keputusan itu wajar bagi pemain senior yang ingin mengurangi beban fisik sekaligus fokus membela klub.
Namun, keputusan tersebut ternyata tidak sepenuhnya dihormati. Nama Makelele tetap masuk dalam skuad Prancis untuk Euro 2008.
Pelatih Raymond Domenech menilai peran Makelele masih sangat vital. Keinginan sang pemain untuk menolak panggilan berhadapan dengan kendala regulasi FIFA.
Aturan saat itu menyebutkan, pemain yang menolak panggilan timnas tanpa alasan kuat berisiko dijatuhi larangan bermain untuk klubnya. Situasi ini membuat Makelele berada di persimpangan sulit, antara menjaga komitmen pensiunnya atau kembali membela negara demi menghindari sanksi yang bisa merugikan kariernya di Chelsea.
Kasus ini semakin ramai diperbincangkan setelah Jose Mourinho, pelatih Chelsea kala itu, lantang membela anak asuhnya. Mourinho menyebut federasi memperlakukan Makelele `seperti budak` dan menegaskan bahwa keputusan pensiun seharusnya dihormati, terutama bagi pemain yang sudah banyak berjasa.
Kisah Makelele menjadi potret nyata dilema pemain profesional, di satu sisi ada loyalitas kepada negara, di sisi lain ada tanggung jawab terhadap klub serta kesehatan fisik yang harus dijaga.
Lebih jauh lagi, kasus ini juga membuka diskusi tentang sejauh mana regulasi FIFA berhak membatasi otonomi seorang pemain atas kariernya sendiri.
KEYWORD :Sepakbola Dunia Chelsea Prancis Claude Makelele