Jum'at, 15/08/2025 15:07 WIB

Kebanyakan Scroll Media Sosial Picu Ketegangan Mata Serius, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Eye Movement Research ini menyoroti bahwa bukan hanya durasi layar yang bermasalah, tetapi jenis konten yang dikonsumsi turut memperburuk kondisi.

Ilustrasi sedang scroll media sosial (Foto: Pexels/Ron Lach)

Jakarta, Jurnas.com - Konsumsi konten digital yang semakin tinggi di kalangan anak muda kini menunjukkan dampak fisik yang tak bisa lagi diabaikan. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa hanya dalam waktu satu jam, layar ponsel dapat memicu ketegangan mata yang signifikan, terutama saat digunakan untuk menjelajah media sosial.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Eye Movement Research ini menyoroti bahwa bukan hanya durasi layar yang bermasalah, tetapi jenis konten yang dikonsumsi turut memperburuk kondisi. Reels dari platform seperti TikTok dan Instagram ditemukan sebagai pemicu utama ketegangan visual.

Dalam studi tersebut, peneliti melibatkan 30 partisipan berusia awal 20-an yang menggunakan ponsel lebih dari lima jam per hari. Mereka diminta menatap layar selama 60 menit sambil mengakses tiga jenis konten berbeda: e-book, video, dan reels media sosial.

Untuk menjaga akurasi hasil, seluruh sesi dilakukan di ruangan dengan pencahayaan stabil menggunakan ponsel yang sama dan pengaturan yang dikontrol. Alat pemantau mata portabel dikembangkan guna mencatat secara real-time perubahan diameter pupil, frekuensi kedipan, dan interval antar kedipan.

Hasilnya menunjukkan bahwa reels media sosial menyebabkan fluktuasi pupil paling tinggi dibandingkan dua konten lainnya. Ukuran rata-rata pupil saat menonton reels mencapai 5,14 mm, lebih besar dari saat membaca e-book maupun menonton video.

Kondisi ini terjadi karena reels menampilkan konten cepat dan berubah-ubah secara kontras, memaksa mata untuk terus-menerus beradaptasi. Beban visual yang tidak stabil ini menjadi faktor utama meningkatnya kelelahan mata.

Fakta ini semakin diperkuat dengan laporan fisik dan psikologis dari para partisipan selama studi berlangsung. Sebagian besar mengaku mengalami gangguan tidur, kecemasan, kelelahan mental, serta keluhan fisik seperti nyeri mata dan leher.

Yang mengkhawatirkan, meski telah merasakan dampaknya, banyak partisipan tetap menggunakan ponsel tanpa jeda lebih dari 20 menit. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan digital yang buruk telah menjadi bagian dari rutinitas harian yang sulit dihentikan.

Peneliti menyarankan bahwa solusi bukan hanya mengurangi durasi layar, tetapi juga mengatur jenis konten yang dikonsumsi. Konten yang lebih stabil secara visual, seperti membaca, terbukti lebih ramah terhadap kesehatan mata.

Langkah sederhana seperti menghindari layar sebelum tidur, menggunakan mode gelap, dan memberi jeda setiap 20 menit bisa membantu mengurangi risiko. Namun yang paling penting adalah kesadaran untuk mengatur kembali pola konsumsi digital agar tidak terus mengorbankan kesehatan.

Seiring meningkatnya ketergantungan pada ponsel pintar, hasil studi ini menjadi pengingat bahwa konsumsi konten bukan lagi soal hiburan semata. Ia juga menyimpan konsekuensi nyata bagi tubuh, terutama mata generasi muda yang terus terpapar tanpa batas. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Scroll Media Sosial Ketegangan Mata Dampak kebanyakan scroll Fluktuasi pupil




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :