Kamis, 14/08/2025 20:30 WIB

Penguatan Literasi Digital Sasar Pendidikan Nonformal dan Informal

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi PKPLK Kemdikdasmen, Tatang Muttaqin menekankan penguatan pendidikan nonformal dan informal merupakan strategi penting dalam meningkatkan daya saing bangsa di tengah disrupsi teknologi, perubahan ekonomi, dan dinamika demografi global.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), melalui Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI) Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK menggelar Webinar Nasional Seri 1 Menuju Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 secara daring melalui kanal YouTube Direktorat PNFI, Rabu (13/8).

Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HAI 2025 yang mengusung tema nasional `Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban.

Dalam kesempatan ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin menekankan penguatan pendidikan nonformal dan informal merupakan strategi penting dalam meningkatkan daya saing bangsa di tengah disrupsi teknologi, perubahan ekonomi, dan dinamika demografi global.

"Tantangan di abad ke-21 dan kebutuhan keterampilan di masa depan menuntut kita untuk merespons beragam disrupsi teknologi dan perubahan ekonomi serta demografi," kata Dirjen Tatang.

"Hal Ini dapat dilihat dari 86 persen perusahaan global yang telah melakukan digitalisasi. Indonesia juga menghadapi transisi hijau sebagai respons terhadap perubahan iklim, yang membuka peluang baru di sektor energi terbarukan. Di sisi lain, ketidakpastian global akibat fragmentasi ekonomi dan politik menuntut kepemimpinan serta komunikasi lintas budaya yang kuat," dia menambahkan.

Dirjen Tatang memetakan empat tantangan besar yang perlu diantisipasi, yaitu pengembangan AI literacy agar masyarakat siap bersaing di pasar kerja global, integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, penanggulangan ancaman digital seperti hoaks dan perundungan daring, serta penguatan keadaban digital berbasis nilai-nilai luhur bangsa.

Dia juga menegaskan komitmen Kemdikdasmen dalam mengentaskan anak tidak sekolah melalui pendidikan keaksaraan dasar, lanjutan, hingga keaksaraan mandiri, yang diharapkan berdampak pada peningkatan rata-rata lama sekolah dan Indeks Pembangunan Manusia.

Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap 8 September, ditetapkan sejak Konferensi Dunia tentang Pemberantasan Buta Huruf UNESCO di Teheran, Iran, pada 1965.

Bagi Indonesia, momentum ini bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat terhadap perjalanan panjang memberantas buta huruf dari 97 persen pada awal kemerdekaan hingga kini menjadi jauh lebih rendah.

Di era digital dan perkembangan kecerdasan buatan (AI), literasi tak lagi sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kecakapan akademik, keterampilan fungsional, dan karakter tangguh menghadapi tantangan teknologi.

Melalui webinar ini, Direktorat PNFI memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi pendidikan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang cakap literasi, berkarakter, dan berdaya saing tinggi. Rangkaian webinar akan berlanjut hingga puncak peringatan HAI 2025 pada 8 September mendatang.

KEYWORD :

Literasi Digital Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK Tatang Muttaqin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :