Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Penerapan royalti menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Tak hanya ruang-ruang komersil, kini penerapan serupa juga menyasar pesta pernikahan hingga hotel.
Namun, sejauh ini royalti masih berkutat pada lagu dewasa atau lagu umum yang dikonsumsi masyarakat. Di sisi lain, tak menutup kemungkinan pula lagu anak yang diputar di ruang-ruang publik akan terdampak.
Terkait hal ini, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menilai lagu anak tidak akan terdampak signifikan. Apalagi, konsumsi lagu anak juga tidak sebesar lagu dewasa.
"Lagu anak-anak tidak terlalu terdampak, mungkin karena tidak sebanyak itu di zaman sekarang, lebih banyak lagu itu bersifat umum. Bahkan, lebih banyak lagu-lagu dewasa, yang anak-anak ini tidak banyak," kata Menbud usai memberikan konferensi pers Kita Cinta Lagu Anak (KILA) 2025 di Jakarta pada Selasa (12/8).
Menurut Menbud Fadli, polemik royalti yang menghebohkan akhir-akhir ini tak selalu negatif. Dia memandang fenomena ini justru positif untuk menyadarkan masyarakat bahwa negara memiliki regulasi yang mengatur tentang hak cipta lagu.
Lebih lanjut, royalti tidak hanya bicara mengenai penyanyi, melainkan pula ekosistem musik secara keseluruhan yang meliputi pencipta lagu, label, produser, dan komponis.
"Semuanya itu perlu diatur. Dengan terbukanya ini ada kesadaran bahwa nanti harus ada win-win solution, dan menurut saya itulah hikmahnya dari polemik ini dan pasti akan ada jalan keluar," ujar Menbud Fadli.
Adapun mengenai transparansi royalti yang baru-baru ini digaungkan penyanyi Ari Lasso, Menbud memastikan bahwa pihaknya akan mendorong perbaikan sistem agar pembagian royalti menjadi lebih transparan.
"Mungkin nanti harus ada sistem ada atau appsnya atau sistemnya yang membuat lebih transparan, lebih terbuka sehingga hak-haknya itu bisa sepenuhnya dimaksimalkan bagi mereka yang berhak baik itu penyanyi, pencipta lagu maupun yang lain," dia menambahkan.
KEYWORD :Lagu Anak Polemik Royalti Menteri Kebudayaan Fadli Zon
