Rabu, 13/08/2025 04:19 WIB

Kunjungan ke Afsel, Mendikdasmen Beberkan Alasan Pentingnya Kelas BIPA

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti membeberkan sejumlah urgensi kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), saat berkunjung ke Kosulat Jenderal Republik Indonesia Cape Town, Afrika Selatan.

Mendikdasmen, Abdul Mu`ti saat melakukan kunjungan ke Cape Town, Afrika Selatan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti membeberkan sejumlah urgensi kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), saat berkunjung ke Kosulat Jenderal Republik Indonesia Cape Town, Afrika Selatan.

Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh sejumlah pihak, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti; Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono; Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof. M. Amin Abdullah; serta Pejabat Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Cape Town, Daddy Yuliansah.

Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, dalam sambutannya menyebutkan tiga konteks penting program BIPA. Pertama, meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi pemerhati bahasa, diaspora Indonesia, dan masyarakat internasional di luar Indonesia agar lebih mahir dan percaya diri berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Kedua, memperkuat peran bahasa Indonesia dalam diplomasi antarbangsa, mengingat bahasa ini telah diakui sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO. Ketiga, memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengungkap keindonesiaan, baik dari unsur budaya maupun ilmu pengetahuan, antara lain, melalui karya sastra, karya ilmiah, dan tradisi lisan, seperti pantun.

Dia menambahkan bahwa seseorang yang bisa berbicara bahasa Indonesia, dapat pula berkomunikasi dengan sekurang-kurangnya warga di lima negara selain Indonesia, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam serta sebagian warga di Singapura, Filipina, dan Thailand.

Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu bahasa populer di Australia sehingga telah diajarkan sejak 1986. Bahasa Indonesia terus berkembang di berbagai negara dan juga diminati untuk dipelajari di kawasan Eropa.

Menutup sambutannya, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa diplomasi sekaligus bahasa persahabatan yang mendekatkan masyarakat lintas negara.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri dan para diplomat atas dukungan dan perhatian yang diberikan dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada masyarakat dunia. Dia juga berharap, dengan belajar bahasa Indonesia melalui program BIPA, warga dunia makin mengenal bangsa dan budaya Indonesia.

Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono, menjelaskan bahwa program BIPA di Cape Town telah berlangsung sejak 2022 melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikdasmen.

Setiap kelas diikuti 20–50 peserta, dan pada periode ini terdapat 35 peserta yang terbagi ke dalam enam kelas serta satu kelas khusus anak-anak. Karena dilaksanakan secara daring, peserta tidak hanya berasal dari Afrika Selatan, tetapi juga dari Inggris dan Peru.

Pemelajar yang terdaftar termasuk keturunan diaspora Indonesia serta pewaris tokoh bersejarah, seperti Syekh Yusuf Al-Makassari dan Tuan Guru yang berjasa memperkenalkan Islam di Afrika Selatan.

Tudiono menyebut pembelajaran bahasa Indonesia tidak sekadar menguasai bahasa, tetapi juga menjembatani hubungan sosial, budaya, dan sejarah Indonesia dan Afrika Selatan.

Diaspora Indonesia yang dikenal sebagai Cape Malay berjumlah lebih dari 330 orang dan memiliki peran strategis sebagai penghubung kedua negara. Tudiono menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan program BIPA dan mengajak para pemelajar untuk menikmati pembelajaran.

Turut hadir secara daring, yakni Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin; Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra, Iwa Lukmana; Kepala Bidang Kemitraan dan Diplomasi Bahasa, Dony Setiawan; Ketua Tim BIPA, Iyus Yusuf; serta dua orang pengajar BIPA.

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, melaporkan bahwa sejak 2022 hingga 2025 telah dilaksanakan 12 penugasan pengajar BIPA secara daring di Cape Town dengan total sekitar 112 pemelajar.

Tahun ini, periode pertama dilaksanakan pada Maret hingga Juni dan periode kedua pada Agustus hingga November dengan setiap periode difasilitasi oleh dua pengajar BIPA. Badan Bahasa berkomitmen menyediakan pengajar, bahan ajar, dan sarana pembelajaran daring melalui laman BIPA Daring.

Dia menambahkan bahwa peningkatan kompetensi pengajar BIPA telah dilakukan melalui penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengajar BIPA pada 2024. Hafidz menegaskan, BIPA menjadi sarana soft diplomacy untuk memperkuat peran bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

KEYWORD :

Mendikdasmen Abdul Mu`ti Cape Town Program BIPA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :