
Ilustrasi - Kaos One Pice Unik Berseliweran Usai Bendera Jolly Roger Viral (Foto: Tangkapan layar/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-80, media sosial Indonesia diramaikan dengan fenomena `demam` bendera Jolly Roger dari serial anime One Piece yang nampak berkibar di dunia maya hingga berbagai sudut. Fenomena ini pun merembet ke tren fashion yang tak kalah unik—kaos bertema bajak laut kru Topi Jerami dengan sentuhan humor dan sindiran sosial.
Dari unggahan netizen hingga lapak-lapak marketplace, kaos bergambar simbol tengkorak ikonik Luffy cs ini banyak dijajakan atau dipamerkan. Beberapa bahkan menyisipkan tulisan nyeleneh yang langsung viral, seperti: “Hidup cuma sekali, malah jadi WNI.”
Dikutip dari berbagai sumber, popularitas One Piece memang tengah memuncak. Cerita manga dan animenya yang memasuki saga terakhir memicu euforia di kalangan fans—atau yang akrab disapa Nakama. Lewat berbagai atribut seperti kaos, stiker, topi, hingga bendera bajak laut, para penggemar kini lebih vokal mengekspresikan kecintaan mereka pada serial ini.
Penggemar tak Sabar Tunggu Aksi Monkey D. Luffy, Netflix Rilis Trailer One Piece Season 2
Kaos Jolly Roger jadi pilihan paling populer, dijual dengan harga bervariasi mulai Rp20 ribuan hingga hampir Rp100 ribu, tergantung bahan dan desain. Bukan cuma estetik, beberapa desain dibumbui satire sosial yang mencerminkan keresahan sekaligus kreativitas anak muda masa kini.
Unggahan tentang kaos-kaos ini pun memicu beragam reaksi. “Cakep nih kata-katanya,” tulis seorang pengguna TikTok.
Sementara lainnya berkomentar, “Didatengin intel enggak tuh, Bang?”
Meski sebagian besar netizen menganggapnya lucu dan cerdas, tak sedikit yang mempertanyakan batas antara kebebasan berekspresi dan potensi pelanggaran hukum.
Sementara itu, dalam dunia One Piece, bendera bajak laut bukan sekadar penanda kapal yang berlayar di Grand Line. Ia adalah identitas, tekad, dan impian dari kelompok yang mengibarkannya. Setiap Jolly Roger dirancang unik, mencerminkan jiwa kru bajak lautnya—dan dalam banyak kasus, menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan.
Simbol ini mencapai titik penting ketika Monkey D. Luffy membakar bendera Pemerintah Dunia, aksi ikonik untuk menyelamatkan Nico Robin. Tindakan itu adalah deklarasi perang terhadap kekuasaan otoriter—dan menjadi momen bersejarah dalam cerita. Sejak saat itu, Jolly Roger tidak lagi dilihat hanya sebagai simbol kriminalitas, melainkan panji kebebasan.
Dalam cerita One Piece, Jolly Roger tak hanya menjadi lambang kru Topi Jerami, tapi juga perlindungan untuk yang tertindas. Seperti yang terjadi di Negeri Wano, tempat Luffy mengalahkan tiran Kaido dan sang pemimpin baru, Kozuki Momonosuke, memilih mengibarkan bendera Topi Jerami di wilayahnya.
Bendera itu tak dilihat sebagai lambang penjajahan, tetapi sebagai penanda bahwa negeri tersebut kini aman dari penindasan. Dari sinilah muncul makna baru: Jolly Roger sebagai panji kemerdekaan.
Serial yang pertama kali diterbitkan pada 1997 oleh Eiichiro Oda dan mulai tayang di Indonesia sekitar tahun 2000 ini, nampak melampaui batas hiburan. Dengan tema persahabatan, kesetiaan, kebebasan, dan perlawanan terhadap tirani, One Piece telah menjadi bagian dari identitas kultural generasi muda.
Bendera One Piece dan atribut lainnya seperti kaos yang ramai di Indonesia bukan sekadar tren sesaat. Ia mencerminkan idealisme yang tumbuh di tengah masyarakat, khususnya generasi yang merindukan keadilan dan ruang untuk bermimpi.
Di balik gambar tengkorak, tersimpan pesan bahwa setiap orang berhak memperjuangkan kebenaran, bahkan jika harus melawan sistem besar. Bendera itu bukan sekadar dekorasi atau gaya, tapi simbol keberanian memilih jalan sendiri.
Di dunia nyata maupun fiksi, simbol bisa melampaui bentuknya. Dalam One Piece, bendera bajak laut beserta atribut yang terkait dengannya berubah menjadi tanda kehormatan dan peringatan, sekaligus penanda bahwa kebebasan, kebenaran hingga keadilan selalu layak diperjuangkan. (*)
KEYWORD :Kaos One Piece HUT RI Bendera Jolly Roger Viral