Senin, 11/08/2025 22:54 WIB

Terima Kunjungan Presiden Peru, Puan Dorong Pemberdayaan Perempuan

Saya melihat kunjungan ibu Presiden ke DPR RI, sebagai wakil rakyat Indonesia, sebagai refleksi dari pemerintah Peru untuk membangun hubungan dengan rakyat Indonesia.

Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Gedung DPR. (Foto: Humas DPR)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Gedung DPR. Pertemuan ini dilakukam dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Peru.

Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra bersama rombongan tiba di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/8) sekitar pukul 15.00 WIB.

Puan menyambut Presiden Zegarra didampingi Ketua Komisi I DPR Utut Adianto, Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dede Indra Permana Soediro, dan Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez.

Kehadiran Presiden Peru ke DPR masih dalam satu rangkaian kunjungan kenegaraannya ke Indonesia di mana tadi, Dina Ercilia Boluarte Zegarra juga bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.

Ini merupakan kali kedua Indonesia dan Peru bertemu setelah pada tahun lalu Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke negara tersebut.

Puan pun menilai, pertemuan dua negara ini mencerminkan tekad bersama untuk semakin mempererat hubungan kedua bangsa.

"Saya melihat kunjungan ibu Presiden ke DPR RI, sebagai wakil rakyat Indonesia, sebagai refleksi dari pemerintah Peru untuk membangun hubungan dengan rakyat Indonesia," kata Puan.

"Saya optimis ke depannya kita akan membuka babak baru hubungan yang lebih produktif dan saling menguntungkan bagi Indonesia dan Peru," sambungnya.

Lebih lanjut, Puan menyebutkan bahwa peningkatan kerja sama Indonesia dan Peru menjadi semakin relevan, di saat dunia menghadapi berbagai ketidakpastian serta tantangan terkait perdamaian dan kesejahteraan.

Menurutnya, Indonesia harus membangun koalisi bersama negara-negara yang mengedepankan multilateralisme, kerja sama internasional, dan menolak tindakan unilateral.

"Koalisi bersama seperti ini tidak terbatas kepada negara-negara yang lokasi geografinya berdekatan, namun lebih ditentukan oleh kepentingan yang sama, meski terpisah jauh, seperti Indonesia dan Peru," tutur Puan.

Dalam kesempatan itu, Puan juga menyampaikan selamat kepada Presiden Dina Ercilia Boluarte Zegarra atas penganugerahan Bintang Republik Indonesia Adipurna, karena kontribusi dan komitmennya dalam mempererat hubungan kedua negara.

Seperti diketahui, Peru adalah mitra penting Indonesia di Amerika Latin sejak tahun 1975. Kerja sama bilateral RI-Peru terus berkembang, tidak hanya di bidang politik dan ekonomi, namun juga berkembang lebih luas dengan melibatkan masyarakat kedua negara.

Secara khusus, kata Puan, kunjungan Presiden Peru ke DPR RI membuka dimensi baru hubungan kedua negara, di mana hubungan tidak hanya antar pemerintah, namun juga melibatkan para wakil rakyat.

Ia berharap, pertemuannya dengan Presiden Peru dapat mendorong partisipasi perempuan di bidang politik, baik di pemerintah maupun parlemen.

"Sebagai sesama pemimpin perempuan saya berharap kita dapat terus bekerja sama mendorong pemberdayaan perempuan di negara kita masing-masing,” ungkap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI dua periode tersebut.

“Kita dapat menjadi contoh bagi para perempuan dan generasi muda bahwa perempuan dapat menjadi pimpinan negara," imbuh Puan.

Adapun kerjasama antar parlemen yang dijalin kedua negara, diantaranya yakni DPR RI periode 2024–2029 telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) untuk membina hubungan dengan Parlemen Peru.

"Kami juga ingin meminta dukungan Yang Mulia atas rencana kunjungan kerja Delegasi GKSB DPR RI ke Peru pada bulan September mendatang. Kunjungan ini akan menjadi momentum untuk memperkuat hubungan parlemen kedua negara secara konkret," jelas Puan dalam pertemuan.

Selain itu, Puan berharap Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Antar-Parlemen Indonesia–Peru yang sempat tertunda pembahasannya dapat segera ditindaklanjuti.

"Kami berharap MoU tersebut dapat segera disepakati untuk memperkuat kerangka institusional kemitraan parlemen kita," ucap mantan Menko PMK itu.

"Kami juga mendorong peningkatan interaksi antar-anggota parlemen kedua negara," lanjutnya.

Puan pun menyinggung soal kerjasama perdagangan dan investasi Indonesia RI dan Peru. Dengan potensi kapasitas ekonomi kedua negara, maka volume perdagangan dan arus investasi Indonesia-Peru saat ini dinilai masih jauh dari potensi optimal.

"Hal ini menjadi semakin relevan di mana kita mengalami peningkatan tarif sepihak dari negara besar, yang mendisrupsi perdagangan internasional," sebut Puan.

Pada tahun 2024, total nilai perdagangan Indonesia–Peru tercatat sebesar USD 480 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dalam hal ini, Puan mencatat penyelesaian Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) merupakan hal yang penting. Ia berharap IP-CEPA akan meningkatkan arus perdagangan serta investasi kedua negara secara signifikan.

"Di bidang investasi, kedua negara dapat saling mempromosikan potensinya, untuk dimanfaatkan sektor swasta kedua negara berinvestasi," kata Puan.

Dia menilai, kerjasama pertanian dan kemaritiman antara RI dan Peru juga perlu ditingkatkan apalagi Indonesia dan Peru sama-sama memiliki potensi pertanian yang kaya, dan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

"Kita dapat meningkatkan kerja sama teknis di bidang pertanian, misalnya melalui penelitian bersama teknologi pertanian presisi, pengembangan bibit unggul, dan program capacity building bagi petani,” terang cucu Bung Karno tersebut.

“Sebagai negara yang memiliki garis pantai panjang, Indonesia dan Peru memiliki kepentingan besar dalam pengelolaan laut lestari. Kita dapat bekerja sama dalam pengembangan perikanan berkelanjutan, termasuk budidaya ikan dan peningkatan rantai nilai produk laut," tambah Puan.

Kerjasama lain yang didorong dapat dikembangkan yakni pada sektor kebudayaan, pariwisata dan pendidikan. Menurut Puan, sektor-sektor ini sebagai upaya mempererat interaksi antar warga negara atau people-to-people interaction melalui kegiatan pertukaran budaya, pendidikan, dan pariwisata.

Puan menuturkan bahwa Peru memiliki kekayaan sejarah dan alam yang mendunia, dari situs arkeologi Machu Picchu. Sementara, Indonesia memiliki keragaman budaya, mulai dari Candi Borobudur dan Pulau Bali.

"Terdapat potensi kerja sama konservasi warisan budaya tersebut. Kita juga perlu meningkatkan arus wisatawan kedua negara melalui promosi pariwisata bersama," tuturnya.

Sekali lagi, Puan menyampaikan terima kasih kepada Presiden Dina Boluarte, atas diskusi yang produktif dan konstruktif pada hari ini di gedung Parlemen RI. Ia berharap, persahabatan dan kerja sama antara kedua negara akan terus berlanjut dan semakin erat di masa depan.

"Saya berharap yang terbaik bagi ibu Presiden dalam memimpin rakyat Peru," ungkap Puan.

Usai pertemuan, Puan menjelaskan pertemuan antara dirinya dengan Presiden Peru. Ia kembali menegaskan dukungannya atas sesama pemimpin perempuan.

“Saya juga menyampaikan sebagai sesama pemimpin perempuan, tentu saja kita harus sama-sama mendukung bagaimana pemimpin perempuan di negara masing-masing dalam menjalankan kepemimpinan sebagai pemimpin perempuan,” tegas Puan dalam konferensi pers.

 

 

 

KEYWORD :

Ketua DPR Puan Maharani Peru perempuan PDIP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :