Minggu, 10/08/2025 22:37 WIB

Mikroplastik Terselip di Otak Manusia, Seberapa Berbahayakah?

Para peneliti memperkirakan total plastik yang ditemukan setara dengan sendok plastik sekali pakai dalam tiap otak, dan lebih tinggi lagi pada mereka yang menderita demensia

Ilustrasi gambar otak (Foto: Pexels/Anna Shvets)

Jakarta, Jurnas.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa potongan kecil plastik—micro dan nanoplastik—dapat menembus otak manusia dan jumlahnya meningkat sebesar 50 % antara 2016 dan 2024, sebuah temuan yang mengundang kekhawatiran tentang kesehatan otak masa depan. Bahkan, kadar plastik di otak ternyata lebih tinggi daripada di organ seperti hati dan ginjal.

Para peneliti memperkirakan total plastik yang ditemukan setara dengan sendok plastik sekali pakai dalam tiap otak, dan lebih tinggi lagi pada mereka yang menderita demensia. Meski demikian, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa plastik tersebut menyebabkan kerusakan atau penyakit saraf.

Di laboratorium, mekanisme masuknya partikel plastik ke otak diduga melalui aliran darah, jalur hidung-Olfa hingga melemahnya blood–brain barrier, yang mungkin memungkinkan partikel kecil tersebut menembus sistem pertahanan otak. Sekalipun demikian, bukti langsung yang menghubungkan akumulasi plastik dengan penyakit neurologis seperti Alzheimer atau Parkinson belum tersedia.

Pada hewan, paparan microplastik memicu gangguan fungsi neuron dan sinapsis, peradangan, hingga kerusakan struktural sel otak serta gangguan neurotransmitter seperti dopamine dan serotonin. Beberapa studi pada tikus juga menunjukkan adanya penyumbatan aliran darah kecil oleh sel imun yang membawa plastik, memicu gangguan perilaku yang bersifat reversibel.

Meskipun bukti awal ini mengkhawatirkan, para ilmuwan mengingatkan bahwa metode penelitian masih berkembang dan hasil temuan perlu diverifikasi secara independen sebelum ditarik kesimpulan kuat. Organisasi kesehatan seperti WHO juga menyatakan bahwa data saat ini belum cukup untuk menetapkan risiko kesehatan definitif, namun banyak ahli sepakat bahwa prinsip kehati-hatian sebaiknya diterapkan segera.

Kita setiap hari terkena paparan microplastik melalui udara, air, dan makanan, membuat isu ini semakin mendesak untuk ditindaklanjuti. Sebagai langkah awal, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, dan lebih memilih wadah kaca atau logam bisa menjadi candu efektif untuk mengurangi paparan pribadi sambil menunggu hasil penelitian lanjutan. (*)

Sumber: Science Alert.

KEYWORD :

Mikroplastik Otak Manusia Bahaya mikroplastik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :