
Legenda AC Milan, Paolo Maldini (Foto: Sky Sports)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam dunia sepak bola, sorotan kerap tertuju pada penyerang dengan sentuhan magis seperti Diego Maradona, Zinedine Zidane, Lionel Messi, dan Ronaldinho.
Akan tetapi, di lini belakang, ada seorang maestro yang menemukan panggungnya sendiri, yakni Paolo Maldini. Legenda hidup AC Milan ini telah mendefinisikan ulang arti bertahan, mengubahnya menjadi bentuk seni yang memukau.
Bukan sekadar bek biasa, Maldini mengabdikan 25 tahun kariernya di bawah satu bendera, AC Milan. Lebih dari 1.000 pertandingan ia jalani, dengan catatan gemilang lima trofi Liga Champions UEFA dan tujuh gelar Serie A.
Namun, keistimewaannya tak hanya terlihat dari deretan piala. Kecerdasan membaca permainan, ketepatan waktu dalam intersep, serta penempatan posisi yang brilian menjadi ciri khasnya.
Berbeda dari kebanyakan bek yang agresif mengejar striker, Maldini memilih pendekatan elegan. Ia menunggu, mengatur, dan mengendalikan ritme permainan.
Ia adalah tembok kokoh sekaligus fondasi tim—pemimpin yang jarang berteriak, tetapi memancarkan wibawa dan memberi inspirasi. Keanggunan dan loyalitasnya menjadi pemandangan langka di era sepak bola modern.
Bagi Maldini, bertahan bukan sekadar tugas, melainkan seni. Ia membuktikan bahwa menjaga gawang bisa sama indahnya dengan mencetak gol.
Dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa membuat AC Milan memberi penghormatan tertinggi setelah ia pensiun: nomor punggung 3 miliknya dipensiunkan, menjadi simbol abadi seorang legenda sejati.
Kisah Paolo Maldini akan selalu hidup, seorang seniman yang mengubah pertahanan menjadi mahakarya, dan membuktikan bahwa keindahan di lapangan tidak hanya milik mereka yang menyerang.
KEYWORD :Paolo Maldini Legenda AC Milan Sepakbola Dunia