
Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan pagi Israel terhadap sebuah rumah, di Kota Gaza, 8 Agustus 2025. REUTERS
WASHINGTON - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Jumat mengkritik rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza. Juru bicara Sekjen PBB mengatakan keputusan tersebut menandai "eskalasi berbahaya" yang akan mengakibatkan pemindahan paksa warga Palestina.
Kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana untuk menguasai Kota Gaza guna memperluas serangan militer Israel di daerah kantong Palestina yang hancur akibat serangan Israel selama hampir dua tahun. Rencana tersebut menuai kritik keras di dalam dan luar negeri pada hari Jumat.
Ketika ditanya oleh Bill Hemmer dari Fox News pada hari Kamis apakah Israel akan mengambil alih seluruh wilayah pesisir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "kami berniat untuk melakukannya."
"Keputusan ini menandai eskalasi berbahaya dan berisiko memperdalam konsekuensi bencana yang sudah ada bagi jutaan warga Palestina, dan dapat semakin membahayakan lebih banyak nyawa, termasuk para sandera yang tersisa," kata juru bicara Sekjen PBB dalam sebuah pernyataan.
Keputusan itu "akan mengakibatkan pengungsian paksa tambahan, pembunuhan, dan kehancuran besar-besaran, yang memperparah penderitaan tak terbayangkan yang dialami penduduk Palestina di Gaza," tambah pernyataan itu. Pengungsian paksa adalah ilegal menurut hukum internasional.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina. Serangan itu juga menyebabkan krisis kelaparan, membuat seluruh penduduk Gaza mengungsi secara internal, dan memicu tuduhan genosida di Mahkamah Internasional dan kejahatan perang di Mahkamah Kriminal Internasional. Israel membantah tuduhan tersebut.
Serangan Israel tersebut menyusul serangan Oktober 2023 di mana militan Hamas Palestina menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan itu memicu pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.
Israel Palestina Pemindahan Warga Gaza Trump Netanyahu