
Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Muhammad Lukmanul Hakim (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah sedang mematangkan perubahan strategi pembiayaan pendidikan tinggi melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Mulai tahun depan, pelamar LPDP di bidang Science Technology Engineering Mathematics (STEM) akan diprioritas dibandingkan non-STEM.
Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Muhammad Lukmanul Hakim, mengatakan perubahan ini dilakukan usai pemerintah mencermati pentingnya memfokuskan LPDP pada bidang-bidang tentu, yang sejauh ini belum bisa diakselerasi.
"Tidak serta merta diterapkan sistem kuota yang kaku. Tapi ada formula orang yang lulus seleksi itu jumlahnya akan lebih besar STEM daripada yang non-STEM. Ada penilaian berbeda antara yang STEM dan non-STEM," kata Lukmanul dalam konferensi pers Konvensi Sains Teknologi Industri Indonesia (KSTI) 2025, di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8).
Selain memberikan slot lebih besar untuk pelamar STEM, LPDP juga akan membatasi pilihan perguruan tinggi dan program studi (prodi) bagi pelamar. Pembatasan tersebut berlaku bagi pelamar yang mengajukan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.
"Untuk perguruan tinggi kita sudah punya mapping (pemetaan). Ini kan paling mudah pakai ranking. Setiap kampus ada di perankingan dunia. Sehingga nanti tidak mencocokkan sektor mana yang dipilih sebagai fokus," ujar Lukamnul.
Diketahui, LPDP mendapatkan mengelola empat dana abadi yang meliputi Dana Abadi Pendidikan, Dana Abadi Penelitian, Dana Abadi Kebudayaan, dan Dana Abadi Perguruan Tinggi. Keempat dana abadi tersebut mencapai Rp154 triliun, yang dikelola melalui skema investasi.
Dana Abadi Pendidikan menjadi yang terbesar dengan nilai sebesar Rp126.117 triliun. Dana ini dimanfaatkan untuk membiayai beasiswa mahasiswa di perguruan tinggi dan penelitian.
Karena itu, Lukmanul berharap KSTI 2025 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) ini bisa menjadi momentum bagi para peneliti untuk meningkatkan gairah riset di perguruan tinggi.
"Hasil dari KSTI 2025 ini Peta Jalan Riset. Diharapkan dengan adanya roadmap tersebut dapat mengangkat perguruan tinggi di Indonesia, agar riset itu meningkatkan ranking universitas. Ketika LPDP menggulirkan dana penelitian juga disesuaikan dengan sektor strategis pemerintah. Bidang apapun yang akan didanai harus menyesuaikan dengan RPJM," dia menambahkan.
KEYWORD :Beasiswa LPDP KSTI 2025 Bidang STEM Pembiayaan Pendidikan